Kredit Kecil dan Menengah BRI Bertumbuh, Picu Ekonomi Lebih Bergairah

BRI
ilustrasi Mantri BRI
Penulis: Padjar Iswara - Tim Riset dan Publikasi
7/5/2022, 12.42 WIB

Penyaluran kredit PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI khususnya untuk segmen kecil dan menengah bertumbuh positif pada kuartal I-2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Hal itu dinilai akan mendorong geliat ekonomi semakin bergairah pada tahun pemulihan 2022.

Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto memaparkan bahwa pada triwulan I-2022 perseroan sudah berhasil menyalurkan kredit di segmen kecil dan menengah sebesar Rp21,3 triliun kepada 46.306 nasabah.

Adapun pada kurun waktu yang sama pada 2021, nilainya mencapai Rp16,5 triliun dan disalurkan kepada 33.269 nasabah.

Menurut dia, capaian pada awal 2022 sudah kembali ke masa sebelum pandemi Covid-19 melanda. pada kuartal I-2020, saat perekonomian didera pandemi, penyaluran kredit di segmen serupa hanya sekitar Rp13,1 triliun kepada 23.581 nasabah.

“Nah ini, tentunya akan ber-impact bahwa perekonomian di daerah maupun kota akan kembali bergairah,” ujarnya dalam acara Money Talks CNBC Indonesia, Rabu (20/4).

Dia melihat penyaluran kredit akan lebih cepat lagi karena fakta di lapangan saat ini usaha kecil dan menengah sudah mulai bangkit. Bahkan lebih baik dibandingkan masa-masa awal pandemi.

Perseroan pun semakin optimistis ekonomi kian bergairah lantaran mayoritas kredit diserap oleh sektor-sektor produktif. Selain itu, permintaan kredit meningkat tidak hanya di kota besar tapi juga di daerah-daerah.

Sektor-sektor yang berhubungan dengan kebutuhan pokok, seperti perdagangan mendominasi penyaluran kredit BRI di segmen kecil dan menengah, dengan persentasenya mencapai 61 persen.

Kemudian disusul sektor pertanian 12 persen. Adapun sektor padat karya industri perumahan serapannya mencapai 7 persen dari total portofolio yang perseroan salurkan selama periode triwiulan I-2022.

Di sisi lain, daya tahan nasabah pinjaman di segmen kecil dan menengah menurutnya kian menguat pada tahun pemulihan ekonomi 2022.

Amam menyebut puncak masa sulit akibat krisis ekonomi terjadi pada Desember 2020. Saat itu sekitar 47,38 persen portofolio kredit di segmen bisnis kecil dan menengah BRI harus direstrukturisasi. Angka tersebut juga sudah mulai turun drastis  tinggal 36,19 persen.

“Ini juga menarik bahwa pada triwulan I-2022 saja ada 7.000 lebih nasabah kami usahanya sudah kembali pulih,” kata dia.”Mereka kembali menunjukkan kemampuan membayar kredit yang telah menjadi kewajibannya sesuai dengan bunganya.”

Menurut Amam, capaian positif tersebut tak terlepas dari peran pemerintah yang langkah strategisnya tepat dalam menghadapi pandemi.

Misalnya stimulus ekonomi pemerintah terhadap pelaku UMKM melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga kebijakan relaksasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memberikan keringanan bagi industri keuangan dan perbankan di masa pandemi.