Gelar Private Placement, Darma Henwa Terbitkan 2,18 Miliar Saham

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Warga melintas layar yang menampilkan infornasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/3/2020).
18/5/2022, 13.45 WIB

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) berencana melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan melepas sebanyak 2,18 miliar saham baru.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah saham baru yang diterbitkan emiten grup Bakrie ini tercatat 10% dari jumlah saham dalam perubahan anggaran dasar perseroan, dengan nilai nominal Rp 50 per saham.

"Perseroan akan menawarkan kepada calon investor dengan syarat-syarat dan harga yang sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundangundangan yang berlaku, termasuk ketentuan di bidang pasar modal," tulis manajemen DEWA dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (18/5).

Manajemen perseroan menjelaskan, aksi korporasi ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu dua tahun sejak mendapat persetujuan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hal itu akan digelar pada 30 Juni mendatang.

Dengan dilaksanakannya private placement ini, perseroan meyakini struktur permodalan dan keuangan akan meningkat dan lebih baik. Selain itu, perseroan juga memperoleh tambahan dana yang bisa digunakan untuk memperkuat permodalan, pengembangan usaha, dan pertumbuhan bisnis perseroan.

"Dana yang diperoleh setelah dikurangi biaya-biaya transaksi dan lainnya, akan digunakan oleh perseroan atau entitas anak perseroan untuk memperkuat permodalan dan pertumbuhan usaha dalam bentuk modal kerja," lanjut manajemen.

Manajemen DEWA menambahkan, pelaksanaan penambahan modal nantinya akan mengakibatkan jumlah saham yang dikeluarkan perseroan bertambah. Dengan demikian, persentase kepemilikan saham masing-masing pemegang saham perseroan akan menurun atau terdilusi sebesar 9,09%.

Berdasarkan laporan keuangan, Darma Henwa membukukan laba bersih US$ 1,46 juta atau setara Rp 21,52 miliar atau turun dari perolehan laba pada tahun sebelumnya yang sebesar US$ 2,32 juta atau setara Rp 34,11 miliar.

Sementara itu, pendapatan perseroan tercatat naik dari sebelumnya sebesar US$ 303,19 juta pada 2020 menjadi US$ 322,73 juta (Rp 4,73 triliun) di 2021. Sedangkan, hingga akhir 2021, total aset perseroan sebesar US$ 563,49 juta (Rp 8,27 triliun).

Total liabilitas perseroan sebesar US$ 292,64 juta (Rp 4,29 triliun) dan jumlah ekuitas perseroan sepanjang 2021 sebesar US$ 270,85 juta (Rp 3,97 triliun).

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi