Laba Antam Naik 132% Didukung Strategi dan Harga Komoditas

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Pedagang menata emas antam di Jakarta, Rabu (17/2/2021). Harga emas antam pada perdagangan Rabu (17/2) anjlok hingga Rp13 ribu (1,4 persen) menjadi Rp922 ribu per gram dibandingkan Selasa (16/2) dan merupakan harga terendah sejak 23 Juli 2020 atau sekitar tujuh bulan yang lalu.
21/5/2022, 23.24 WIB

Perusahaan tambang emas, Antam membukukan laba bersih Rp 1,47 triliun pada kuartal pertama 2022. Capaian tersebut tumbuh 132 % dari Rp 630,38 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tak hanya laba, penjualan emiten Badan Usaha Milik Negara atau BUMN ini juga mengalami kenaikan 6 % dari Rp 9,21 triliun menjadi Rp 9,75 triliun. Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie mengatakan pencapaian kinerja positif itu turut didukung beragam inovasi produksi dan penjualan, serta implementasi kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya.

"Faktor tercapainya peningkatan adalah optimalisasi tingkat penjualan, serta pengelolaan biaya beban pokok penjualan dan katalis positif kenaikan harga komoditas global," kata Syarif dilansir dari keterbukaan informasi Idx.co.id, Sabtu (21/5).

Dia juga menyampaikan, implementasi strategi operasional secara tepat, turut mendukung pertumbuhan profitabilitas seluruh segmen operasi utama Antam berbasis nikel, emas dan bauksit. Itu tercermin dari posisi saldo kas dan setara kas perusahaan dengan kode emiten ANTM kuartal pertama 2022, yakni Rp 4,16 triliun. 

Antam mencatat, penjualan bersih domestik mendominasi kinerja penjualan perusahaan sepanjang kuartal pertama 2022. Kontribusinya mencapai 76 % dari total penjualan, atau senilai Rp 7,42 triliun sepanjang periode Januari-Maret tahun ini. 

Berdasarkan segmentasi komoditas, penjualan emas berkontribusi sebanyak 60 % atau setara Rp 5,88 triliun terhadap total penjualan bersih. Sementata itu, penjualan feronikel berkontribusi sekitar 19 % atau setara Rp 1,86 triliun, disusul bijih nikel 17 % atau setara Rp 1,62 triliun, serta segmen bauksit dan alumina mencapai 3 % atau Rp 299,40 miliar.

Di sisi lain, pada kuartal pertama 2022, Antam juga mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung seberat 390 kilogram, atau tumbuh 28 % dari tingkat produksi emas sepanjang kuartal pertama tahun lalu, yakni 290 kilogram.

Syarif mengatakan perseroan kembali fokus dalam pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri pada tahun ini. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas serta pertumbuhan permintaan emas di pasar domestik.

"Kinerja penjualan emas Antam pada kuartal pertama 2022 mencapai 6.575 kilogram," ujarnya.

Dari sisi segmen nikel, Antam mencatatkan pertumbuhan kinerja positif dengan volume produksi feronikel sebanyak 5.681 ton dan penjualan sebesar 5.660 ton. Nilai penjualannya naik 51 % dari sebelumnya Rp1,23 triliun pada kuartal pertama 2021 menjadi Rp1,86 triliun pada kuartal pertama 2022.

Kemudian untuk bauksit, Antam mencatatkan volume produksi yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 469.332 wet metric ton (wmt) dengan capaian total volume penjualan bauksit mencapai 102.373 wmt.

Sementara itu, volume produksi alumina tercatat mencapai 33.830 ton pada kuartal pertama 2022 atau tumbuh 121 % dari volume produksi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 15.315 ton. Volume penjualan produk alumina mencapai 34.822 ton relatif stabil dibandingkan penjualan kuartal pertama 2021 sebesar 34.314 ton.