Produk Betok Laris, Laba Solusi Bangun Naik 13% pada Kuartal I

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/aww.
Ilustrasi beton
27/5/2022, 15.54 WIB

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) membukukan pertumbuhan laba bersih 13,78% menjadi Rp 177,81 miliar sepanjang kuartal I 2022, dari capaian sebelumnya sebesar Rp 156,26 miliar pada periode yang sama tahun 2021.

Pertumbuhan laba perseroan ditopang oleh pendapatan yang juga naik selama periode tiga bulan pertama tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan, SMCB mengantongi pendapatan sebesar Rp 2,90 triliun atau naik 13,36% dari sebelumnya sebesar Rp 2,56 triliun.

Produk semen menjadi kontributor utama kenaikan pendapatan perseroan dengan menyumbang sebesar Rp 2,66 triliun atau naik 12,66% dari sebelumnya Rp 2,36 triliun. Kemudian, segmen produk beton jadi juga mengalami kenaikan dari sebelumnya sebesar Rp 160,92 miliar menjadi Rp 199,35 miliar di kuartal I 2022.

Selanjutnya, pendapatan agregat atau bahan pengisi beton juga naik 2,61% menjadi Rp 18,03 miliar dari sebelumnya Rp 17,57 miliar, serta pendapatan jasa konstruksi lainnya yang naik menjadi Rp 18,94 miliar dari sebelumnya Rp 15,25 miliar.

Di samping itu, perseroan turut mencatat peningkatan volume penjualan semen domestik sebesar 12,55% menjadi 2,99 juta ton.. Adapun peningkatan tersebut sejalan dengan pertumbuhan konsumsi pasar semen nasional secara tahunan pada kuartal I 2022.

Peningkatan ini berkontribusi pada total volume penjualan semen dan terak yang naik sebesar 7,29% menjadi 3,39 juta ton pada kuartal I 2022. Selain itu, di lini bisnis beton juga mengalami peningkatan volume penjualan sebesar 27,69% menjadi 272 ribu m3, serta agregat naik 12,40% menjadi 154 ribu ton.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan perseroan tercatat naik 20,24% menjadi Rp 2,29 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 1,90 triliun yang disebabkan oleh fluktuasi harga batu bara. Sementara itu, beban distribusi dan penjualan tercatat turun dari sebelumnya Rp 217,43 miliar menjadi Rp 213,52 miliar, serta beban umum dan administrasi yang juga turun menjadi Rp 76,76 miliar dari sebelumnya Rp 84,22 miliar.

Direktur Utama SMCB Lilik Unggul Raharjo mengatakan, kenaikan biaya energi masih akan terus membayangi kinerja industri semen dan industri pengguna batu bara lainnya, sebagai dampak dari krisis energi global yang dipicu cuaca dan konflik antar negara yang mendorong lonjakan permintaan batu bara dari negara-negara eksportir seperti Indonesia.

Ia menjelaskan, selama perseroan tetap bisa memenuhi kebutuhan pasar yang ada saat ini, maka SMCB akan terus berfokus untuk menjalankan operasional yang efisien dan ramah lingkungan, serta menghadirkan solusi produk dan layanan berkelanjutan.

"Karena itulah gambaran besar masa depan industri bahan bangunan, yang memiliki peran sentral dalam pembangunan berkelanjutan," kata Lilik dalam keterangan resminya, Jumat (27/5).

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi