PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI menyetorkan dana sebesar Rp27,09 triliun kepada negara sepanjang 2021.
Setoran tersebut terdiri atas pembayaran pajak senilai Rp20,17 triliun dan dividen atas laba tahun buku 2020 senilai Rp6,92 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, di tengah kondisi pemulihan ekonomi, BRI berhasil memberi makna kepada seluruh stakeholders.
Caranya melalui penciptaan economic value dan social value untuk menjaga fundamental kinerja perseroan agar dapat terus tumbuh secara sehat, kuat dan berkelanjutan.
Keberhasilan BRI mencatatkan kinerja gemilang pada tahun lalu, kata dia, merupakan hasil dari strategi transformasi yang telah dimulai pada 2018 dengan tema BRIvolution 1.0.
“Tema itu dipertajam menjadi BRIvolution 2.0 pada 2021, sehingga BRI mampu menghadapi tantangan dan peluang bisnis yang ada,” ujarnya.
Apabila ditarik lebih jauh, sejak 2019 hingga 2021, BRI telah menyetorkan pajak dan dividen kepada negara dengan jumlah total mencapai Rp82,04 triliun.
Sunarso menambahkan BRI telah menyiapkan empat strategi utama untuk meneruskan capaian positif hingga akhir 2022 dan tahun-tahun mendatang.
Pertama, selective growth, yakni BRI berfokus pada sektor yang memiliki potensi tinggi, dengan eksposur minimum terhadap gejolak eksternal seperti sektor pertanian, industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.
Lalu, BRI akan meneruskan strategi business follow stimulus dengan memfokuskan pertumbuhan berdasarkan stimulus pemerintah untuk membantu penguatan pertumbuhan ekonomi domestik.
Selanjutnya ketiga, BRI akan fokus pada kualitas, selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah.
Selain itu menerapkan soft landing strategy dengan membentuk cadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi.
Untuk menjaga profitabilitas, BRI fokus pada pinjaman dengan high yield tinggi yaitu segmen mikro dan consumer loan, serta meningkatkan efisiensi melalui peningkatan dana murah (CASA).
Dalam menghadapi tren kenaikan suku bunga, BRI terus meningkatkan CASA secara gradual dari 63 persen pada kuartal I-2021, menjadi 66 persen pada kuartal I-2022.
Strateginya melalui wholesale transaction, penetrasi digital saving BRI, dan hyperlocal ecosystem pada segmen mikro.
Dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG), kata dia, BRI Group akan terus bekerja di area UMKM. Terutama mikro dan kemudian dengan cara-cara efisien dan value yang diciptakan harus kembali ke mikro.
“Itu akan menjadi putaran bola salju yang makin besar sehingga juga akan semakin besar value creation-nya kepada seluruh stakeholders," ujar Sunarso.