Direktur utama sekaligus pengendali saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Dato Low Tuck Kong kembali menambah kepemilikannya di perseroan. Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Low Tuck Kwong melaporkan telah membeli 113.400 saham perusahaan pertambangan batu bara tersebut dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,16 miliar.
Low Tuck Kwong membeli saham BYAN dengan harga pelaksanaan Rp 54.345 per saham pada 30 Mei, 2 dan 3 Juni 2022. Harga pembelian saham BYAN tersebut di bawah harga pasar BYAN di level Rp 54.375 per saham. Dengan demikian, Low Tuck Kwong memiliki 61,18% saham BYAN atau setara dengan 2,03 miliar saham.
"Tanggal transaksi pada 30 Mei, 2-3 Juni 2022, adapun tujuan dari transaksi ini adalah untuk investasi dengan kepemilikan langsung," kata Low Tuck Kwong dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (7/6).
Sebelumnya Low Tuck Kwong juga telah menambah kepemilikannya di Bayan Resources dengan membeli sebanyak 198,7 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,29 triliun pada 15 Maret 2022 lalu.
Pada 24 Januari 2022 misalnya, Low Tuck Kwong juga mengumumkan telah membeli 113.000 saham BYAN dengan harga pembelian Rp 33.217 per saham. Sehingga, total nilai transaksinya mencapai Rp 3,75 miliar. Kemudian, pada 17 Januari, ia juga telah membeli 157.400 saham BYAN dengan harga pembelian Rp 28.015 per saham. Sehingga, total nilai transaksinya mencapai Rp 4,40 miliar.
Lalu, pada 10 Januari lalu, dirinya juga telah mengumumkan pembelian 331.700 saham BYAN dengan harga pembelian 26.383 per saham. Sehingga, total nilai transaksinya mencapai Rp 8,75 miliar.
Low Tuck Kwong kembali menambah kepemilikan saham emiten bersandi BYAN itu pada 27, 28, 29, dan 30 Juli 2021. Ia membeli sebanyak 145.600 unit saham di harga Rp 26.609 per saham. Sehingga, nilai transaksinya mencapai Rp 3,87 miliar pada periode pembelian ini.
Ia juga kembali melakukan pembelian saham Bayan Resources pada 13 hingga 17 Desember 2021. Adapun, jumlah saham yang dibeli mencapai 211.800 unit saham di harga Rp 26.489 per saham. Sehingga, nilai transaksinya mencapai Rp 5,61 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, perseroan membukukan laba bersih sebesar US$ 1,26 miliar pada tahun lalu atau meningkat dari perolehan sebelumnya yang sebesar US$ 344,45 juta. Adapun, kenaikan laba perseroan ditopang oleh kenaikan pendapatan perseroan sebesar 104% menjadi US$ 2,85 miliar dari sebelumnya US$ 1,39 miliar di 2020.
Pendapatan batu bara perseroan sepanjang 2021 naik menjadi US$ 2,84 miliar dari sebelumnya sebesar US$ 1,38 miliar. Sementara, pendapatan non batu bara tercatat sebesar US$ 6,44 juta dari sebelumnya US$ 6,16 juta.
Untuk tahun 2022, perseroan menargetkan penyelesaian pembangunan fasilitas pertambangan, termasuk barge loader pertama di Muara Pahu. Sementara barge loader di kedua dan ketiga di Muara Pahu dan perluasan BCT akan diselesaikan pada tahun 2023.