Rencana Lama Jadi Fakta, Alfamart Beli Saham Bank Aladin Rp 500 Miliar

Arief Kamaludin / Katadata
Stand Alfamart di area pameran
Penulis: Lavinda
9/6/2022, 10.58 WIB

Pengelola gerai Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) akhirnya merealisasikan rencana lamanya dengan menggelontorkan dana investasi sebesar Rp 500 miliar untuk memiliki saham PT Bank Aladin Syariah Tbk.

Kabar rencana kongsi Alfamart dan Bank Aladin sudah terendus sejak awal tahun lalu. Kala itu, keduanya merapatkan posisi dan menjalin kemitraan dalam transaksi keuangan.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Alfamart membeli 294,11 juta saham dengan harga Rp 1.700 per saham pada 7 Juni 2022. Angka tersebut lebih rendah dari harga saham Bank Aladin saat diperdagangkan di lantai bursa pada hari yang sama, yakni Rp 1.970.

"Tujuan investasi untuk memperoleh peluang investasi, di samping kerja sama sinergi bisnis," ujar Sekretaris Perusahaan Sumber Alfaria Trijaya Tomin Widian dalam pengumuman tertulis, dikutip Kamis (9/6).

Menurut Tomin, transaksi ini tidak termasuk dalam transaksi yang tergolong ke dalam ketentuan dalam peraturan OJK no.17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha dan peraturan OJK No.42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan.

Sebelumnya, Alfamart mengumumkan akan menerbitkan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue maksimal 5 miliar saham dengan nominal Rp 10 per saham. Dalam informasi perusahaan, tambahan modal itu rencananya akan digunakan untuk berinvestasi di perusahaan teknologi.

Di sisi lain, Bank Aladin juga berencana untuk menjual saham baru untuk meningkatkan modal inti perusahaan. Saat itu, sumber Katadata.co.id mengungkapkan Alfamart kemungkinan berinvestasi di Bank Aladin.

Menanggapi hal itu, Presiden Direktur Alfamart Anggara Hans Prawira tak membantah ataupun membenarkan kabar yang beredar terkait investasi tersebut. Dia hanya memastikan Alfamart akan menjajaki kerja sama dengan Bank Aladin.

Berdasarkan laporan keuangan, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk sebesar Rp 1,95 triliun sepanjang 2021. Angka itu meningkat 83,79% dari sebelumnya sebesar Rp 1,06 triliun.

Sementara itu, perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 84,90 miliar atau naik 11,97% dari sebelumnya Rp 75,82 miliar. Sektor produk makanan berkontribusi paling besar terhadap pendapatan perseroan dengan menyumbang sebesar Rp 58,98 miliar, sementara produk non makanan berkontribusi sebesar Rp 25,90 miliar dan pendapatan jasa tercatat sebesar Rp 16,52 juta.

Perseroan berhasil melakukan pembukaan gerai baru mencapai 1.058 gerai dari target 1.000 gerai untuk tahun 2021, sedangkan entitas anak membuka lebih dari 200 gerai sepanjang tahun lalu. Tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 3,4 triliun - Rp 3,5 triliun, salah satunya akan digunakan untuk membuka 800 hingga 1.000 gerai baru.

Selain digunakan untuk pembukaan gerai baru, belanja modal yang dianggarkan juga akan digunakan untuk memperpanjang sewa toko-toko yang sudah ada dan masa sewanya akan habis. Biasanya, perseroan melakukan sewa lokasi dalam periode 5 tahunan. 

"Selain itu kami juga berencana membeli tanah untuk membangun DC di tiga lokasi yaitu di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Gorontalo," tulis manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (31/5).

Sampai kuartal pertama tahun ini, perusahaan sudah membuka sebanyak 300 gerai baru dengan realisasi belanja modal yang terserap senilai Rp 800 miliar.