Garudafood Berutang Rp 1 T ke BTPN untuk Bayar Utang dan Belanja Modal

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/rwa.
Komisaris PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk Hartono Atmadja (kedua kiri) berbincang bersama Direktur Utama Hardianto Atmadja (kedua kanan), Direktur Paulus Tedjosutikno (kiri) dan Direktur Robert Chandrakelana Adjie (kanan) usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2021 Dan Paparan Publik di Jakarta, Kamis (31/3/2022).
9/6/2022, 19.36 WIB

PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) mendapat fasilitas kredit dari PT Bank BTPN Tbk (BTPN) sebesar Rp 1 triliun.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit tersebut pada 6 Juni lalu.

Sekretaris Perusahaan I Made Astawa mengatakan, perseroan akan menggunakan dana pinjaman tersebut untuk membayar kembali atau refinancing keseluruhan dari kredit sindikasi perseroan yang telah ada. Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk membiayai belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan tahun 2021 dan 2022.

"Adapun, jangka waktu fasilitas kredit ini selama 60 bulan sejak perjanjian ditandatangani," kata I Made Astawa dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (9/6).

Ia menjelaskan, dengan perjanjian ini perseroan mendapatkan alternatif pembiayaan yang lebih baik untuk menggantikan saldo pinjaman yang telah ada, dalam rangka terus mencari terobosan yang lebih baik dan efisien, namun tetap menjaga kualitas untuk memaksimalkan nilai kepada pemegang saham.

Astawa menegaskan, fasilitas kredit tersebut tidak melanggar peraturan dan perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga dan tidak berdampak negatif terhadap kondisi keuangan perseroan.

Pada September 2021 lalu, perseroan juga menerima fasilitas kredit dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan jumlah yang sama yakni sebesar Rp 1 triliun, yang juga digunakan untuk refinancing  sebagian kredit sindikasi perseroan.

Berdasarkan laporan keuangan, sepanjang kuartal I 2022 perseroan berhasil membukukan pendapatan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 93,16 miliar atau turun 24,09% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 122,73 miliar.

Sementara itu, meski laba bersih mengalami penurunan, penjualan bersih perseroan tercatat naik menjadi Rp 2,77 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 2,27 triliun. Mayoritas penjualan masih didominasi oleh produk makanan yang berkontribusi sebesar Rp 2,46 triliun. Selanjutnya, segmen produk minuman sebesar Rp 310,30 miliar dan penjualan produk lainnya sebesar Rp 46,11 juta.

Kemudian, penjualan domestik sepanjang kuartal I 2022 tercatat sebesar Rp 2,65 triliun atau naik 22,41% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,16 triliun. Sementara penjualan ekspor tercatat sebesar Rp 122,18 miliar atau naik 17,42% dari sebelumnya Rp 104,04 miliar.

Ke depan, perseroan akan melakukan pengembangan bisnis melalui tiga pilar utama yaitu pengembangan pasar domestik, internasional dan bisnis baru. Adapun, ketiga pilar ini dilandasi oleh keandalan, efektivitas, dan efisiensi operasional secara end-to-end, serta sistem yang dibangun secara berkesinambungan.

Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan produktivitas melalui beberapa pengembangan sistem berbasis teknologi, baik dari sisi penerimaan order dari pelanggan, serta dari sisi produksi dan manajemen rantai pasok. Kemudian, implementasi teknologi digital juga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis perseroan.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi