PT Bank Victoria Investama Tbk (VICO) berencana melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement. Perseroan akan melepas sebanyak-banyak 1 miliar saham baru.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen perseroan menyampaikan bahwa, 1 miliar saham baru tersebut akan diterbitkan dengan harga pelaksanaan Rp 219 per saham.
"Adapun, tanggal penerbitan saham pada 22 Juni dan pencatatan saham pada 23 Juni 2022," kata manajemen Victoria Investama dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (15/6).
Sementara itu, Chemical Asia Corporation Pte Ltd akan menjadi pihak yang menerima seluruh saham pelaksanaan private placement ini. Dengan demikian, Chemical Asia Corporation akan menyetor dana sebesar Rp 220,29 miliar kepada VICO.
Manajemen perseroan menjelaskan, transaksi dilaksanakan dengan pihak terafiliasi atas dasar pertimbangan pihak terafiliasi telah memahami kondisi bisnis perseroan. Dengan begitu, pelaksanaan private placement dapat dilakukan lebih cepat, dan lebih pasti tanpa menimbulkan keterlambatan yang dapat mengakibatkan tertundanya pengembangan bisnis perseroan.
Selain itu, perseroan menegaskan bahwa, pelaksanaan aksi korporasi ini tidak menyebabkan perubahan pengendalian dalam perseroan. Adapun, VICO melaksanakan private placement untuk memperkuat struktur permodalan, dan meningkatkan jumlah saham beredar, sehingga secara tidak langsung meningkatkan likuiditas perdagangan atas saham perseroan.
"Rencana penggunaan dana yakni, untuk memperkuat struktur permodalan entitas anak yaitu Bank Victoria International (BVIC) guna pemenuhan modal inti," lanjut manajemen.
Sebelumnya, untuk memperkuat modal inti, BVIC juga telah mengantongi restu para pemegang saham untuk melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Persetujuan itu diperoleh melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan pada 3 Juni lalu.
Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 7,04 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Selain itu, para pemegang saham juga merestui penambahan modal dari semula sebesar Rp 1,4 triliun yang terbagi atas 14 miliar saham, menjadi sebesar Rp 4,1 triliun yang terbagi atas 41 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Selain untuk memperkuat modal inti, rights issue yang dilaksanakan juga bertujuan untuk penambahan modal kerja dan pengembangan usaha perseroan dalam bentuk ekspansi kredit.
Peningkatan kredit yang diberikan diharapkan akan meningkatkan kinerja dan daya saing perseroan, sehingga dapat meningkatkan imbal hasil nilai investasi bagi seluruh pemegang saham.