Omzet Naik, Hartadinata Kantongi Laba Rp 50,68 Miliar pada Kuartal III
Produsen dan penyedia perhiasan emas, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mengantongi laba bersih sebesar Rp 50,68 milliar pada kuartal I 2022, atau naik 19,28% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 42,49 milliar.
Pertumbuhan laba perseroan terjadi seiring dengan meningkatnya penjualan bersih sepanjang kuartal I 2022 yang naik 32,78% menjadi Rp 1,38 trilliun dari sebelumnya Rp 1,04 trilliun.
Berdasarkan laporan keuangan, penjualan perhiasan dan logam mulia menyumbang sebesar Rp 1,35 triliun dengan penjualan grosir tercatat sebesar Rp 1,23 triliun dan penjualan toko sebesar Rp 120,35 miliar. Perseroan juga mendapat tambahan pendapatan dari hasil usaha pegadaian sebesar Rp 17,40 miliar.
"Pertumbuhan ini merupakan hasil dari perkembangan bisnis oleh perseroan," kata Direktur Utama HRTA Sandra Sunanto, dalam keterangan tertulis, Rabu (22/6).
Pada tahun ini, perseroan menargetkan untuk membuka minimal 10 gerai. Selain itu, perseroan juga menargetkan untuk memiliki total 82 toko emas sampai Juli 2022 mendatang.
Hingga saat ini, HRTA memiliki bisnis terintegrasi yang terdiri dari empat pabrik, penjualan grosir, penjualan eceran, serta kanal e-commerce dan jaringan gadai emas.
Tahun lalu, perseroan mengembangkan bisnis melalui kerja sama dengan PT EAI dalam memproduksi dan merilis EmasKITA yang menghadirkan variasi logam mulia ukuran mikro (mikrobar) pecahan 0.1 gram dan 0,25 gram. Selain itu, perseroan juga membuat koleksi perhiasan berbahan emas murni yang diberi nama Kencana.
Perseroan juga meluncurkan flagship store yakni, Hartadinata Abadi Store. Hingga kini, perseroan telah memiliki enam gerai yang tersebar di Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, dan Surabaya.
"Peluncuran gerai ini juga merupakan strategi kami dalam memenuhi permintaan pasar konsumen di berbagai daerah di Indonesia,” kata dia.
Ia menjelaskan, perseroan melihat peluang dari peningkatan permintaan konsumen untuk mengembangkan produk EmasKITA dan Kencana melalui flagship store. Gerai offline tersebut difokuskan untuk menjual produk emas yang bertujuan untuk mendorong inklusifitas investasi emas.