PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berhasil membukukan Nilai Kontrak Baru (NKB) sebesar Rp 8,13 triliun hingga Mei 2022, atau meningkat 265,42% secara tahunan dibandingkan perolehan tahun lalu yang sebesar Rp 2,23 triliun. Dengan demikian, perseroan berhasil mencapai 26,41% target NKB pada 2022, yang direncanakan sebesar Rp 30 triliun.
Adapun, perolehan NKB tersebut bersumber dari proyek pemerintah sebesar 86,99%, pengembangan bisnis anak usaha perseroan sebesar 9,09%, proyek swasta sebesar 2,22%, dan proyek BUMN sebesar 1,70%.
Sementara itu, berdasarkan segmentasi tipe proyek, kontrak baru tersebut terdiri dari segmen konektivitas infrastruktur sebesar 76,10%, anak usaha perseroan sebesar 7,83%, proyek gedung sebesar 6,96%, Sumber Daya Air (SDA) sebesar 6,82%, dan lainya sebesar 2,29%.
Manajemen Waskita Karya mengatakan, beberapa proyek dengan kontribusi terbesar sampai dengan Mei 2022 yakni, proyek South Sudan Oil for Infrastructure Section 2 : Roc Roe Dong – Lunyaker – Lietnhom road, dengan panjang 162 kilometer. Proyek tersebut berkontribusi sebesar Rp 4,15 triliun.
Proyek lain yang juga berkontribusi bersar yakni proyek rehab jalan dan jembatan nasional di Sumatra Utara sebesar Rp 981,81 miliar.
Selain itu, proyek Gedung Gelanggang Inovasi dan Kreatifitas (GIK) Universitas UGM sebesar Rp 326,34 miliar, dan proyek Jalan Nasional Kabupaten Blitar dengan nilai kontrak sebesar Rp 218,29 miliar.
"Juga, perolehan kontrak baru anak usaha Waskita Beton Precast di Ruas Tol Trans Sumatra sebesar Rp 195,86 miliar," tulis manajemen Waskita Karya dalam keterangan tertulis, Kamis (23/6).
Adapun, tahun ini perseroan menargetkan untuk menyelesaikan proses restrukturisasi dan fokus menjalankan binsnis usaha dengan penyelesaian proyek-proyek yang tertunda selama pandemi Covid-19, serta meningkatkan kontrak baru baik dipasar domestik dan internasional dengan berpartisipasi pada G2G pemerintah Indonesia dengan negara lain.
Hingga kuartal I 2022, perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 830,64 miliar. Perseroan merugi meski pendapatan tercatat mengalami kenaikan tipis menjadi Rp 2,74 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 2,67 triliun di kuartal pertama 2021.
Segmen pendapatan yang mengalami kenaikan yakni, pendapatan bunga dari jasa konstruksi yang naik menjadi Rp 426,33 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 64,82 miliar. Kemudian, pendapatan jalan tol yang naik menjadi Rp 213,23 miliar dari sebelumnya Rp 175,21 miliar.
Pendapatan properti juga naik menjadi Rp 62,73 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 26,92 miliar, pendapatan hotel berkontribusi sebesar Rp 14,53 miliar dan penjualan infrastruktur lainnya menyumbang sebesar Rp 22,98 miliar. Sementara itu, pendapatan jasa konstruksi tercatat turun menjadi Rp 1,99 triliun dari semula Rp 2,28 triliun.