Pulihkan Kinerja, Garuda dan Citilink Berniat Tambah Armada Akhir 2023

Arief Kamaludin|KATADATA
Garuda Indonesia
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
28/6/2022, 16.25 WIB

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berencana menambah jumlah pesawat yang beroperasi, dari saat ini sebanyak 77 armada menjadi 119 armada hingga akhir 2023. Hal ini dilakukan demi memulihkan kinerja keuangan perusahaan.

Direktur Human Capital Garuda Indonesia Arya Perwira Adileksana mengatakan, total armada Garuda Indonesia yang terbang saat ini hanya 33 unit. Sementara itu, armada Citilink yang beroperasi saat ini hanya 34 unit.

Menurut Arya, jumlah armada Garuda Indonesia yang beroperasi akan naik menjadi 70 unit, sedangkan armada Citilink akan bertambah menjadi 49 unit pada akhir 2023. 

"Ini salah satu recovery action (aksi pemulihan) kami setelah mendapatkan persetujuan lessor bahwa kami akan menerbangkan sebagian pesawat yang memang kami sewa dan kami terbangkan," kata Arya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR, Selasa (28/6). 

Sebelum pandemi Covid-19, Garuda Indonesia mengoperasikan sebanyak 142 armada, sedangkan Citilink mengoperasikan hingga 51 unit. Artinya, GIAA mengalami pengurangan armada sebanyak 65,28% atau 126 unit pesawat selama pandemi Covid-19. 

Selain menambah armada, Arya mengatakan akan mengurangi jenis pesawat yang akan diterbangkan dalam waktu dekat. Jenis pesawat yang dikurangi adalah Bombardier CRJ-1000 dan ATR. 

Arya menyebutkan kedua jenis pesawat tersebut akan dikeluarkan dari daftar armada Garuda Indonesia. Namun demikian, Citilink akan menggunakan pesawat ATR yang dikeluarkan dari armada Garuda Indonesia.

"Jadi, bandara-bandara yang hanya bisa didarati pesawat ATR, seluruhnya akan kami alihkan ke maskapai Citilink. Ke depannya (Garuda Indonesia) akan ada penambahan frekuensi (penerbangan) dan rute (penerbangan) baru sesuai dengan kebutuhan," kata Arya. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan, perseroan akan berfokus pada rute domestik yang mencakup destinasi-destinasi populer seperti Jakarta-Bali dan akan memperbanyak rute penerbangan ke Indonesia bagian Timur, juga destinasi-destinasi wisata yang sedang dikembangkan oleh pemerintah.

Sementara untuk kargo, saat ini Garuda memiliki fokus pada pengiriman domestik dan ekspor, utamanya tanpa transit. Sehingga, produk-produk dalam negeri yang memiliki daya saing tinggi dapat dikirim langsung dari tempat produksi.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, emiten berkode saham GIAA ini akan menjalankann lima langkah transformasi bisnis. Kelima langkah yang dimaksud antara lain: Pertama, penurunan biaya sewa atau lease rate. Dalam hal ini, perseroan telah bernegosiasi dengan para lessor untuk menyesuaikan biaya sewa agar lebih efisien.

Adapun, beberapa tipe pesawat yang mengalami penurunan biaya sewa di antaranya, pesawat wide body A330-300 yang biaya sewanya turun 65% dari US$ 1,1 juta menjadi US$ 388.000 dan tipe A330-200 turun 70% dari US$ 882.000 menjadi US$ 265.000. Kemudian, pesawat narrow body tipe B737-800 turun 35% dari US$ 330.000 menjadi US$ 215.000 dan tipe A320-200 turun 35% dari US$ 330.000 menjadi US$ 214.000.

Kedua, Garuda akan menjalankan upaya penetapan power-by-the hour, di mana nantinya perseroan hanya akan membayar biaya sewa pesawat kepada lessor sesuai dengan durasi pemakaian pesawat.

Ketiga, langkah transformasi selanjutnya yang akan dilakukan yakni, optimalisasi jumlah dan tipe pesawat. Perseroan akan mengurangi jumlah tipe pesawat dari sebelumnya 13 tipe menjadi tujuh tipe pesawat, dan jumlah pesawat turun menjadi 120 dari sebelumnya 210.

Keempat, mengoptimalisasi rute perjalanan, di mana maskapai pelat merah itu akan fokus pada rute-rute perjalanan domestik dan lebih selektif untuk membuka rute perjalanan internasional. Adapun, rute internasional yang akan difokuskan yakni umrah dan haji, serta layanan kargo.

Kelima, Garuda akan mengoptimalisasi pendapatan kargo dan tambahan. Perseroan akan menerapkan proses digitalisasi operasional dalam layanan kargonya, serta memberlakukan unbundle dan memperluas penawaran produk untuk meraih lebih banyak pendapatan tambahan.

Reporter: Andi M. Arief