PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) mengumumkan pelunasan surat utang atau obligasi yang diterbitkan perusahaan sebesar Rp 307 miliar kemarin, Rabu (13/7)
Dalam informasi keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), rinciannya, nilai itu terdiri dari pembayaran pokok obligasi sebesar Rp 300 miliar ditambah dengan bunga ke-20 sebesar Rp 7,22 miliar. Pelunasan tersebut merupakan obligasi I tahap I tahun 2017 yang dibayarkan pada 11 Juni.
"Bank telah melakukan pelunasan pokok dan pembayaran bunga atas obligasi melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI),"tulis Corporate Secretary Caprie Ardira Azhar dalam keterbukaan informasi, Kamis (14/7).
Ardira menegaskan, pembayaran obligasi ini tidak menjadi dampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha emiten atau perusahaan publik.
Selain pelunasan oblligasi, sebelumnya Bank Victoria telah mengantongi restu para pemegang saham untuk menerbitkan 7,04 miliar saham baru melalui skema penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue pada bulan lalu.
Perseroan berencana menerbitkan 7,04 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Selain itu, para pemegang saham juga merestui penambahan modal dari semula sebesar Rp 1,4 triliun yang terbagi atas 14 miliar saham, menjadi sebesar Rp 4,1 triliun yang terbagi atas 41 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham digunakan untuk memperkuat modal perseroan, penambahan modal kerja dan pengembangan usaha Perseroan dalam bentuk ekspansi kredit.
Manajemen BVIC menegaskan, tidak terdapat pembeli siaga dalam pelaksanaan rights issue tersebut. Namun, PT Victoria Investama Tbk selaku pemegang saham utama dan pengendali perseroan akan melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya.
Perusahaan menjadwalkan distribusi HMETD tersebut pada 4 Agustus 2022 dan pencatatan saham hasil HMETD di BEI pada 5 Agustus 2022. Adapun, periode perdagangan dan pelaksanakan HMETD akan berlangsung pada 5 sampai dengan 11 Agustus 2022.