PT Unilever Indonesia Tbk mengantongi laba bersih Rp 3,42 triliun pada semester I 2022, atau naik 12,5% dari raihan untung bersih periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 3,04 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, keuntungan emiten berkode saham UNVR ini ditopang oleh peningkatan penjualan bersih sepanjang enam bulan pertama tahun ini yang sebesar 6,09% menjadi Rp 21,4 triliun, dari raihan penjualan bersih periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 20,17 triliun.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk, Ira Noviarti mengatakan, kinerja Unilever tumbuh meski diterpa tantangan harga komoditas yang melonjak. kinerja positif perseroan didorong oleh penguatan distribusi perdagangan, penguatan di saluran perdagangan elektronik atau e-commerce, dan brand-brand kunci yang didukung investasi yang kuat.
“Sejalan dengan pulihnya perekonomian Indonesia dan mobilitas masyarakat, kami juga melihat loyalitas konsumen pada brand-brand andalan kami,”katanya dalam keterangan resmi, Selasa (26/7).
Pada periode ini, segmen foods dan refreshment (F&R) mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,5%. Brand Royco, Bango, Sariwangi, dan Buavita menjadi penopang utama pertumbuhan segmen F&R. Brand-brand tersebut berhasil mencatatkan pembelian ulang secara berkala dari konsumen.
Selain itu, segmen personal care (PC) membukukan pertumbuhan sebesar 10,7% pada kuartal II. Pertumbuhan tersebut didorong kinerja dari kategori oral care dan deodorant dengan kinerja brand seperti. Pepsodent dan Rexona. Lalu, kategori fabric cleaners dari segmen home care dan segmen Unilever Foods Solution (UFS) yang bertumbuh sebesar 16,5%.
Di sisi lain, harga pokok penjualan turut meningkat 11,9%, dari Rp 9,92 triliun menjadi Rp 11,11 triliun. Alhasil, laba bruto tumbuh tipis menjadi Rp 10,34 triliun dari semula Rp 10,24 triliun.
Selanjutnya, beban pemasaran dan penjualan naik tipis menjadi Rp 4,32 triliun dari sebelumnya Rp 4,21 triliun. Beban umum dan administrasi menyusut menjadi Rp 1,54 triliun dari Rp 1,99 triliun. Dengan demikian, laba usaha menjadi Rp 4,48 triliun dari sebelumnya Rp 4,03 triliun.
Ke depan, Ira menjelaskan, Unilever akan terus fokus pada lima strategi utama untuk memenangkan persaingan di tengah banyaknya tantangan. Kelima strategi tersebut antara lain: Memperkuat dan membuka potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi dan program pemasaran untuk mendorong pertumbuhan pasar. Selain itu, memperluas dan memperkaya portfolio ke premium dan segmen bernilai.
Strategi lain, memperkuat kepemimpinan di saluran utama, dan saluran perdagangan elektronik. Kemudian, menerapkan e-Everything di semua lini, termasuk memimpin di digital dan kapabilitan penggunaan data. Terakhir, tetap menjadi yang terdepan dalam pembangunan bisnis yang berkelanjutan.