Emiten menara telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), mengakuisisi 6.000 menara milik Telkomsel senilai Rp 10,28 triliun.
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan manajemen Mitratel, nantinya perseroan juga akan melakukan penyewaan kembali atas 6.000 menara tersebut kepada Telkomsel dan memenuhi komitmen dari Telkomsel untuk memesan 1.000 menara BTS dari perseroan.
Adapun, jangka waktu pemesanan tersebut dalam waktu 3 tahun mendatang, termasuk transaksi serta sewa menyewa atas 712 lahan milik Telkomsel oleh perseroan di mana menara tersebut didirikan.
"Nilai transaksi adalah sebesar Rp 10,28 triliun yang mana jumlah tersebut juga termasuk sewa lahan milik Telkomsel yang dibayarkan oleh perseroan," kata manajemen Mitratel, dalam pengumuman di laman keterbukaan informasi, Selasa (2/8).
Selain itu, nilai transaksi tersebut sudah termasuk timbal balik yang dibayarkan oleh perseroan terkait komitmen dan janji pemesanan BTS oleh Telkomsel kepada perusahaan.
Transaksi ini merupakan transaksi material karena nilainya di atas 30% dari nilai ekuitas perusahaan pada 31 Desember 2021. Tercatat, ekuitas MTEL berada di angka Rp 33,64 triliun.
Manajemen Mitratel menjelaskan, transaksi akuisisi ini juga merupakan transaksi afiliasi, mengingat, Telkomsel adalah anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan kepemilikan sebesar 65%. Sedangkan, Mitratel adalah anak usaha dari Telkom dengan kepemilikan saham sebesar 71,86%.
Pertimbangan dilakukannya transaksi ini untuk memperkuat posisi perseroan sebagai leading TowerCo yang mengelola lebih dari 28.000 menara. Lebih lanjut, Portfolio transaksi diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan bisnis menara perseroan karena didukung oleh Telkomsel sebagai penyewa utama yang menyewa kembali seluruh menara yang ditransaksikan serta potensi penambahan tenant baru yang besar.
"Rencana strategis ini juga untuk memperbesar nilai bisnis menara, memperbesar kontribusi bisnis menara dan memnksimalkan portofolio yang beragam untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan," ungkap manajemen MTEL.
Sampai dengan periode semester pertama tahun ini, Mitratel tercatat membukukan laba bersih senilai Rp 892 miliar, naik 27,2% dari periode yang sama di tahun lalu. Kontributor utama dari peningkatan laba ini diakibatkan oleh marjin EBITDA dari portfolio penyewaan menara yang bertumbuh menjadi 85,2%.
Sedangkan, pendapatan perusahaan tercatat mengalami kenaikan sebesar 15,5% dari tahun lalu menjadi Rp 3,72 triliun.
Mayoritas kontribusi pendapatan MTEL berasal dari pendapatan sewa menara yang mengalami pertumbuhan sebesar 13,5%, dari Rp 2,93 triliun menjadi Rp 3,33 triliun di semester I tahun ini. Lalu, kontribusi lainnya berasal dari tower-related business yang meningkat 35,4% menjadi Rp 399 miliar.
Jumlah menara yang dimiliki Mitratel tercatat sebanyak 28.787 atau bertambah 5.555 menara atau 23,9% dari semester I-2021. Jumlah tenant meningkat 20,3%, dari 36.507 pada menjadi 43.900 tenant.