Moratelindo Tetapkan Harga Saham Rp 396, Penawaran sampai 4 Agustus
PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) menetapkan harga penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 396 per saham, atau berada di batas atas harga penawaran awal, yakni Rp 368 - Rp 396. Moratelindo mulai memasuki masa penawaran umum pada Selasa (2/8) hari ini hingga 4 Agustus mendatang.
Dalam prospektus yang dirilis, perseroan yang ingin melantai di bursa dengan kode emiten MORA ini melepas sebanyak 2,52 miliar saham atau 10,68% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO. Jumlah seluruh nilai penawaran umum akan mencapai sekitar Rp 1 triliun.
Perseroan akan mengalokasikan sebesar 0,247% saham dari saham yang ditawarkan dalam penawaran umum perdana saham. Atau sebanyak 6,24 juta saham atas nama untuk program alokasi saham kepada karyawan.
Entitas usaha yang sebagian sahamnya dimiliki Grup Sinarmas ini akan menggunakan sebanyak Rp 7,48 miliar atau sekitar 11,71% dana hasil IPO untuk pembelian tanah afiliasi. Kemudian, sebesar Rp 3,67 miliar digunakan untuk pembelian tanah non-afiliasi seluas 10.773 meter persegi.
Sekitar 85% akan digunakan untuk kebutuhan investasi namun tidak terbatas pada ekspansi jaringan, termasuk backbone, lastmile, capacity upgraddes, infrastruktur pasif, dan pengembangan data center.
Perseroan juga akan membangun inland cable, ducting, serta perangkat penunjang baik aktif maupun pasif infrastuktur. Dana hasil IPO juga akan digunakan untuk peningkatan kapasitas jaringan yang sudah ada dan penambahan kapasitas jaringan yang baru.
Lalu, perseroan akan menggunakan sebesar 15% dana IPO untuk kebutuhan modal kerja dan kegiatan umum usaha perseroan. Riciannnya yaitu biaya operasional dan perawatan jaringan, dan beserta perangkat pendukungnya. Lalu juga digunakan untuk biaya instalasi perangkat ke pelanggan dan untuk aktivitas promosi.
Moratelindo didirikan pada tahun 2000 dan memulai bisnisnya sebagai penyedia layanan internet dan kartu panggil. Saat ini telah tumbuh dan menjadi salah satu operator independen terbesar dari jaringan telekomunikasi grosir di Indonesia.
Pada tahun 2007, perseroan ini berubah menjadi penyedia layanan infrastruktur telekomunikasi dengan menyelesaikan jaringan serat optik sepanjang 7,5 km di Jawa. Perseroan menawarkan keunggulan dalam infrastruktur jaringan serat optik dan industri telekomunikasi.
Setahun sebelum penyelesaian jaringan kabel serat optik 7,5 km, perseroan mendirikan kantor internasional di Singapura. Lalu menyelesaikan kabel laut Moratelindo International Cable - System One (MIC-1) yang menghubungkan Jakarta dan Singapura.
Pada tahun 2010, pemerintah Singapura memberikan lisensi Operasi Berbasis Fasilitas (FBO) sebagai gateway untuk layanan leased line internasional.
Pada 2021, perseroan mengembangkan pasar ritel baru FTTH/FTTX diluar wilayah Jawa. Selain itu, perseroan melakukan penawaran umum berkelanjutan sukuk ijarah berkelanjutan I Moratelindo tahap IV Tahun 2021.