Adhi Commuter Kantongi Laba Bersih Rp 37 M, Naik 10% pada Semester I

acp.id
ilustrasi rencana pengembangan TOD oleh Adhi Commuter Properti
Penulis: Lavinda
4/8/2022, 17.23 WIB

PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP), anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk, membukukan laba bersih sebesar Rp 37,58 miliar pada semester I 2022. Angka ini naik 10,7% dari raihan laba bersih periode yang sama tahun lalu, Rp 33,93 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih Adhi Commuter dikontribusi oleh pendapatan usaha yang meningkat hingga 53% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 307,98 miliar dari omzet periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 201 miliar.

Adapun, beban pokok pendapatan melonjak menjadi Rp 240,26 miliar dari semula Rp 150,21 miliar. Alhasil, laba kotor hanya mencapai angka Rp 67,71 miliar. dari sebelumnya, Rp 50,8 miliar.

Selanjutnya, beban usaha yang terdiri dari beban umum dan administrasi, beban pajak final, dan beban lainnya terakumulasi menjadi Rp 24,25 miliar dari semula Rp 11,19 miliar.

Sekretaris Perusahaan Adhi Commuter R. Adi Sampurno mengatakan, pencapaian kinerja keuangan ADCP didukung oleh berbagai proyek yang telah diserahterimakan pada semester awal 2022.

"Salah satunya, Adhi City Sentul yang merupakan pengembangan kawasan seluas 120 hektar dengan konsep pembangunan berbasis perkotaan atau township development," ujar Adi dalam keterangan tertulis, Kamis (4/8).

Selain itu, peningkatan pendapatan didukung pula oleh salah satu sumber recurring income ADCP yaitu, Hotel GranDhika Indonesia. Pendapatannya melonjak sebesar 35% dari Rp 31 miliar menjadi Rp 42 miliar (YoY).

Sepanjang enam bulan terakhir ini, perseroan juga mengalami kenaikan marketing sales yang naik sebesar 47% YoY menjadi Rp 634 miliar pada Juni 2022 dari Rp 433 miliar. Tiga proyek penopang pertumbuhan penjualan yakni Adhi City Sentul sebesar 17,23%. LRT City Bekasi - Green Avenue 8,02%, dan LRT City Jatibening 8,02%.

Pada tahun ini, perseroan menargetkan penyelesaian proyek LRT City lainnya dan pengembangan komersial area di sepanjang koridor stasiun LRT. Hal itu dilakukan untuk menangkap peluang pasar dari operasional LRT yang dapat menjadikan Kawasan Berorientasi Transit atau Transit Oriented Development (TOD).