PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) membukukan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 497,2. miliar pada semester I 2022. Nilai tersebut meningkat 30,2% dibanding belanja modal yang yang dianggarkan pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 382,9 miliar.
Direktur Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk, Mario Casimirus Surung Gultom mengatakan, kenaikan belanja modal dipengaruhi oleh meredanya pandemi Covid 19 yang menjadikan pergerakan produsen lebih leluasa di kebun perseroan.
“Dari total ini (belanja modal), paling besar itu untuk perawatan tanaman belum menghasilkan dari replanting (peremajaan lahan) kami. Saat ini, perseroan tidak memiliki tanaman baru dan hanya mempunyai tanaman hasil peremajaan,”katanya dalam paparan publik, Rabu (10/8).
Belanja modal juga digunakan untuk memperbaharui unit-unit transportasi yang sudah berumur sepuluh tahun. Lalu, dana digunakan pula untuk merawat infrastuktur perseroan.
Mario menegaskan, perusahaan tidak berencana menggunakan belanja modal untuk ekspansi bisnis baru. "Untuk bisnis baru kami belum dapat, kami akan berusaha. Tapi saat ini belum ada rencana belanja modal untuk pengembangan bisnis baru,"katanya.
Sebagai informasi, emiten perkebunan dengan kode AALI ini berfokus pada digitalisasi dengan mengadopsi teknologi digital dalam proses dan tahapan perawatan dan pemeliharaan kebun, maupun infrastruktur. Dengan digitalisasi, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses perawatan dan pemeliharaan tanaman produktif.
Melansir Katadata, perseroan juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan dan penggunaan mesin pembelajar, yang digunakan untuk memprediksi potensi produksi di 17 lokasi yang kami miliki dengan total lahan pertanian seluas 146.000 hektare.
Mario menjelaskan, angka tersebut tidak jauh berbeda dari anggaran belanja modal tahun sebelumnya. Tahun lalu perseroan telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp 1,2 triliun atau naik 23% dari sebelumnya Rp 999 miliar pada 2020. Saat itu, belanja modal digunakan untuk penanaman tanaman produktif sebesar Rp 466 miliar, non-plantation sebesar Rp 450 miliar, dan pengembangan pabrik sebesar Rp 313 miliar.
PT Astra Agro Lestari Tbk membukukan pendapatan bersih Rp 10,96 triliun atau naik 1,2% secara tahunan dari periode sebelumnya yakni Rp 10,83 triliun. Kenaikan tersebut dikontribusi oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO).
Seiring dengan pendapatan, perseroan juga membukukan laba bersih yakni Rp 809 miliar atau meningkat 26,6% secara tahunan dibandingkan sebelumnya yakni Rp 649,3 miliar.