Erajaya Akan Buyback Saham Rp 300 Miliar Hingga Desember

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Ilustrasi. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham sebanyak-banyaknya Rp 300 miliar.
8/9/2022, 12.13 WIB

Perusahaan ritel perangkat telekomunikasi, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), merencanakan untuk melakukan pembelian kembali atau buyback saham perseroan dengan jumlah Rp 300 miliar. 

Menurut informasi manajemen perseroan, ERAA akan buyback sebanyak-banyaknya tiga miliar saham. Jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor. Serta paling sedikit saham yang beredar yakni 7,5% dari modal disetor perseroan. 

Dalam keterangan resmi, disampaikan bahwa pembelian kembali saham berasal dari kas internal perseroan. Hal tersebut tidak tidak termasuk biaya pembelian kembali saham, komisi pedagang perantara, serta biaya lain berkaitan dengan pembelian kembali saham.

Lalu, pihak perseroan mengatakan transaksi tersebut tidak berdampak secara material terhadap biaya operasional perseroan. Sehingga, laba rugi masih sejalan dengan target perseroan. Selain itu, perseroan memiliki modal dan cash flow yang cukup untuk melaksanakan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha perseroan. 

Pembelian saham kembali saham akan dilaksanakan selama periode tiga bulan terhitung sejak tanggal 8 September hingga 7 Desember 2022. Pembelian kembali saham dilakukan melalui perdagangan di Bursa Efek Indonesia. 

Dampak dari pembelian kembali saham hal tersebut yaitu total aset perseroan berkurang Rp 300 miliar dari sebelumnya Rp 15,48 triliun menjadi Rp 15,18 triliun. Lalu dampak terhadap nilai ekuitas perseroan yang akan berkurang Rp 300 miliar dari sebelumnya Rp 6,81 triliun menjadi Rp 6,51 triliun.

Adapun, Erajaya Swasembada Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 507,51 miliar sepanjang semester I 2022, atau menyusut 9,13% dari perolehan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 558,54 miliar.

Perseroan mencatatkan pendapatan Rp 23,39 triliun sampai Juni 2022, atau melonjak 9,58% dibandingkan omzet pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 21,35 triliun.

Emiten berkode ERAA juga mencatatkan beban pokok penjualan juga meningkat 9,50% menjadi Rp 20,98 triliun dari sebelumnya Rp 19,16 triliun. Disusul beban penjualan dan distribusi yang naik 9,86% menjadi Rp 858,43 miliar dari sebelumnya Rp 781,35 miliar.

Pada perdagangan Kamis ini, terpantau harga saham ERAA bergerak naik 5,33% dan ditransaksikan pada rentang Rp 462 sampai Rp 478 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 7,58 triliun. Namun, sejak awal tahun ini, saham perusahaan masih terkoreksi 21%. 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail