WIKA Beton Raih Kontrak Baru Rp 4,19 Triliun per Agustus, Tumbuh 28%

wika.co.id
Ilustrasi, salah seorang pegawai Wika Beton tengah bekerja.
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda
9/9/2022, 07.16 WIB

PT Wijaya Karya Beton Tbk atau WIKA Beton mencatatkan perolehan kontrak baru senilai sebesar Rp 4,19 triliun hingga Agustus 2022. Performa kontrak baru ini meningkat sebanyak 28,04% dari kinerja periode yang sama tahun 2021, yakni senilai Rp 3,28 triliun.

Dedi Indra, Sekertaris Perusahaan PT Wijaya Karya Beton Tbk, mengatakan bahwa WIKA Beton optimistis mampu mencapai target kinerja keuangan sampai akhir tahun 2022.

"Hingga Juni 2022, WIKA Beton telah membukukan perolehan pendapatan usaha sebesar Rp 1,85 triliun atau tumbuh sebesar 47,16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,26 triliun," ujar Dedi dalam pengumuman tertulis, Kamis (8/9).

Berdasarkan laporan keuangan WIKA Beton, laba bersih yang terealisasi tercatat sebesar Rp 60,29 miliar atau meningkat sebesar 68,59% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, senilai Rp 35,76 miliar.

Proyek di bidang infrastruktur menjadi penyumbang terbesar perolehan kontrak baru emiten berkode saham WTON ini, dengan porsi sebesar 66,49%. Lalu, diikuti oleh proyek di sektor properti sebesar 15,60%, sektor energi sebesar 12,58%, serta sektor pertambangan 3,10% dan sektor industri 2,23%.

Proyek-proyek tersebut diantaranya adalah, Ancol Timur – Pluit Toll Road, Manyar Smelter Project, Coastal Area Kota Balikpapan, Jalan Tol Indrapura Kisaran, Lotte Line Project Cilegon, dan Peningkatan Jalur KA Medan Labuhan – Rantau Parapat.

Selain itu, Makassar New Port Access Toll Road, Pemasangan Pipa SPAM Jatiluhur, Peningkatan Kapasitas Jalan Tol Cikampek KM 50 sampai KM 67, Semarang – Demak Toll Road dan sejumlah proyek lainnya.

"Tidak hanya mendapat kepercayaan untuk berkontribusi dalam beberapa proyek pembangunan besar di dalam negeri, WIKA Beton turut andil dalam proyek pembangunan luar negeri. Yakni proyek Rel Kereta Api milik Philippines National Railways (PNR)," kata Dedi.

Proyek ini didapatkan bersama aliansi strategis berbentuk konsorsium dengan 2 (dua) rekanan lokal di Filipina dengan nilai kontrak konsorsium sebesar Rp 257 miliar.

Reporter: Zahwa Madjid