Emiten konstruksi BUMN, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) memperoleh kontrak baru sampai dengan Juli 2022 baru sebesar Rp 15,9 triliun.
Manajemen ADHI dalam gelaran Public Expose 2022 memaparkan, saat ini terdapat 174 proyek yang sedang dikerjakan perseroan. Beberapa di antaranya adalah proyek Ibu Kota Negara (IKN). Selain itu, sejumlah proyek lainnya adalah pembangunan Jalan Tol Sigli–Banda Aceh, Jalan Tol Yogyakarta–Bawen, Jalan Tol Yogyakarta–Kulonprogo, dan MRT Jakarta CP202.
“Sampai dengan bulan Juli kami mendapatkan kontrak baru sebesar Rp 15,9 triliun di mana masih didominasi oleh kontrak dari engineer dan konstruksi,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Adhi Karya, A.A.G Agung Dharmawan, Senin (12/9).
Dibandingkan dengan perolehan kontrak Juli 2021, jumlah perolehan kontrak baru ADHI naik sebesar 103,7%.
Adhi Karya mencatat pendapatan sebesar Rp 6,3 triliun pada semester pertama tahun 2022. Angka ini naik 42,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021. Pendapatan terbesar emiten berkode saham ADHI tersebut masih berasal dari pendapatan teknik dan konstruksi sebesar Rp 5,26 triliun atau naik 42,55% dari tahun sebelumnya Rp 3,69 triliun.
Selain itu, pendapatan lainnya yakni dari property dan hospitality Rp 409,50 miliar atau naik 8,40% dari sebelumnya Rp 377,75 miliar. Selanjutnya, dari manufaktur perseroan memperoleh pendapatan Rp 375,84 miliar atau naik 3,48% dari periode yang lalu yakni Rp 363,177 miliar. Pertumbuhan tinggi pendapatan juga terlihat dari pendapatan investasi dan konsesi senilai Rp 273,36 miliar dari tahun lalu hanya meraup Rp 8,31 miliar.
Adapun untuk laba bersih selama enam bulan pertama tahun 2022 naik sebesar 23,5% senilai Rp 10,23 miliar dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 8,20 miliar.
Manajemen Adhi karya juga memaparkan beberapa rencana untuk memperbesar pangsa pasar. Seperti pangsa pasar konstruksi berbasis sektor lingkungan dan bisnis di bidang SDG (Sustainable Development Goals).