BRI Target Bukukan Laba Rp 40 Triliun, Ini Sektor Pendorongnya

Dokumentasi BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Penulis: Syahrizal Sidik
14/9/2022, 18.32 WIB

 

Emiten bank BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), menargetkan perolehan laba bersih setidaknya sebesar Rp 40 triliun pada akhir tahun ini.

Hal ini mempertimbangkan proyeksi penyaluran kredit BRI yang akan tumbuh di kisaran 9% sampai dengan 11% hingga penghujung tahun ini. Motor pertumbuhan kredit tersebut, utamanya dari segmen mikro dan ultra mikro yang mencatatkan pertumuhan yang lebih tinggi.

BRI menargetkan perolehan marjin bunga bersih di kisaran 7,7% sampai dengan 7,9% dengan biaya kredit atau cost of credit pada rentang 2,7% sampai dengan 2,9%. Sedangkan, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BRI diproyeksikan  berada pada level 2,8% sampai dengan 3%.

"Saya yakin, seyakin yakinnya (dengan indikator tersebut), akhir tahun BRI akan membukukan laba tidak kurang dari Rp 40 triliun," kata Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam paparan publik perusahaan, Rabu (14/9).

Dia menambahkan, di tengah kondisi perekonomian dunia yang masih bergejolak dengan ancaman inflasi di depan mata, BRI tetap mampu mencatatkan kinerja yang solid untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang sustain.

“Hal tersebut tak terlepas dari strategic response yang tepat, sehingga BRI dapat terus tumbuh secara resilience dan disaat bersamaan mendukung pemulihan ekonomi nasional," paparnya.

Strategi tersebut antara lain menjalankan bisnis dengan fokus pada keselamatan pekerja dan nasabah. Kedua, menerapkan strategi Businesses Follow Stimulus. Ketiga, melakukan penyelamatan kelangsungan usaha pelaku UMKM dengan restrukturisasi kredit terdampak Covid, kepada lebih dari 3 juta pelaku UMKM.

 

Sampai dengan kuartal kedua tahun ini, BRI tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp 24,9 triliun, naik 98,4% secara tahunan. 

Total aset BRI tumbuh 6,4% secara tahunan mencapai Rp 1.652,8 triliun dengan penyaluran kredit meningkat 8,7% secara tahunan menjadi Rp.1.104,8 triliun. Adapun, proporsi kredit UMKM BRI pun terus merangkak naik, dari 82,5% pada akhir kuartal II 2021 menjadi 83,3% pada akhir Kuartal II 2022.

Penyaluran kredit BRI yang tumbuh positif diimbangi dengan kualitas kredit yang baik, hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI yang terjaga di angka 3,26% dengan NPL Coverage sebesar 266,3% pada akhir Juni 2022.

Sementara itu, untuk DPK BRI tercatat sebesar Rp 1.137 triliun atau tumbuh 3,7% yoy. Khusus untuk dana murah (CASA) pertumbuhannya mencapai 13,4% yoy sehingga porsinya meningkat menjadi 65,1% dari total DPK BRI atau naik dari posisi kuartal II tahun lalu sebesar 59,6%.