Emiten pertambangan BUMN, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyampaikan masih dalam tahap finalisasi terkait kerja sama pendirian perusahaan patungan (joint venture) dengan LG Energy Solution terkait pengembangan ekosistem industri baterai kendaraan listrik di Tanah Air.
Direktur Pengembangan Usaha Antam, Dolok Robert Silaban mengatakan, selain dengan LG, perseroan sedang mempersiapkan join venture agreement dengan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd atau CBL terkait hilirisasi baterai kendaraan listrik.
Dalam kerja sama dengan kedua mitranya itu, Antam akan terlibat dari sisi pertambangan nikel di Maluku Utara dengan kapasitas serapan 16 juta ton nikel ore. "Kedua partner ini akan melakukan hilirisasi sampai dengan battery recycle Antam," katanya dalam Public Expose Live 2022, Jumat (16/9).
Nantinya, Antam akan membuat skema dan pihaknya akan melakukan divestasi kurang lebih 49% nikel kepada pihak partner, namun masih menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 51% saham. "Ini peranan penting untuk kontrol operasi nikel ore kita di Maluku Utara," katanya.
Dirinya juga berharap, kerja sama Antam dengan LG dapat dilaksanakan tahun ini. Sedangkan, joint venture harus menunggu terlebih dulu sebab ada beberapa hal yang harus diselesaikan. LG Energy Solution akan berinvestasi senilai US$ 300 juta pada perusahaan patungan tersebut. Adapun, kapasitas produksi tambang nikel tersebut ditaksir mencapai 16 juta metrik ton per tahun.
Joint venture pertambangan nikel tersebut masuk dalam rencana investasi ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) di dalam negeri senilai US$ 9,8 miliar. Saat ini, investasi yang dipastikan akan terealisasi baru senilai US$ 7,1 miliar dengan pembangunan pabrik baterai terintegrasi di Kawasan Industri (KI) Batang.
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, realisasi penanaman investasi LG Chemical di Batang adalah arahan Presiden Joko Widodo untuk membangun industri ekosistem baterai EV di dalam negeri pada 2019. Menurutnya, pemenuhan arahan tersebut bukan tugas yang mudah karena hadangan dari dunia internasional.
Bahlil menyebutkan, salah satu keberhasilan realisasi investasi LG Chemical di Batang adalah hasil kesepakatan antara pemerintah Indonesia, pemerintah Korea Selatan, dan LG pada 2020. Isi kesepakatan tersebut adalah memutuskan Indonesia sebagai tempat pembangunan industri ekosistem baterai mobil.
Bahlil mencatat potensi serapan tenaga kerja saat pabrik baterai terintegrasi ini beroperasi mencapai 20.000 orang. "Ini khusus untuk pabrik mobil (saja), bukan (dampak serapan tenaga kerja) untuk Kawasan (Industri Batang)," kata Bahlil.
Mengutip data Institute of Electrical and Electronic Engineering (IEEE), ada enam perusahaan yang menguasai 87% pangsa pasar baterai mobil listrik dunia. Contemporary Amprex Technology Co (CATL) memiliki kapasitas produksi terbesar. Sementara LG Energy Solution berada di urutan kedua.