Erajaya Kongsi dengan Perusahaan Singapura Genjot Lini Bisnis Digital

Oleg Magni/Pexels
Ilustrasi. Emiten ritel ponsel, Erajaya Swasembada membentuk perusahaan patungan dengan korporasi Singapura, Blackhawk Netrwork.
22/9/2022, 20.48 WIB

Emiten ritel ponsel, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan korporasi asal Singapura, Blackhawk Network Pte Ltd.

Head of Legal & Corporate Secretary Erajaya, Amelia Allen mengatakan perusahaan patungan dibentuk melalui entitas perusahaannya yaitu PT Prakarsa Prima Sentosa atau PPS. Adapun, tujuan dari pembentukan JV tersebut untuk melakukan pemasaran seperti e-gift card, prepaid card, unique gift card, dan digital commerce.

 "Pembentukan usaha patungan dibentuk pada 21 September 2022,"katanya dalam keterangan resmi perseroan, Kamis (22/9).

Melansir dari keterangan resmi, PPS merupakan anak perusahaan terkendali dengan kepemilikan secara tidak langsung melalui PT Erafone Artha Retailindo (“EAR”) dengan persentase kepemilikan 80% oleh perseroan. Serta, merupakan anak usaha Perseroan yang berada dibawah vertical business Erajaya Digital. 

Sedangkan, Blackhawk Network menyediakan produk pembayaran prabayar, serta produk pembayaran finansial untuk konsumen dan bisnis. Perusahaan juga menawarkan prepaid gift card dan beberapa merek layanan keuangan.

Adanya pembentukan perusahaan patungan akan memberikan dampak pada bertambahnya lini bisnis yang dimiliki oleh perseroan.

Adapun, Erajaya Swasembada membukukan laba bersih sebesar Rp 507,51 miliar sepanjang semester I 2022, atau menyusut 9,13% dari perolehan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 558,54 miliar.

Padahal, perseroan mencatatkan pendapatan Rp 23,39 triliun sampai Juni 2022, atau melonjak 9,58% dibandingkan omzet pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 21,35 triliun. Padahal, perseroan mencatatkan pendapatan Rp 23,39 triliun sampai Juni 2022, atau melonjak 9,58% dibandingkan omzet pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 21,35 triliun.

Di samping itu, total liabilitas naik sebesar 76,67% menjadi Rp 8,67 triliun dari periode sebelumnya Rp 4,90 triliun. Perseroan mencatat, kenaikan liabilitas dikarenakan oleh kenaikan utang usaha kepada pihak ketiga Rp3,16 triliun dan kenaikan utang bank jangka pendek menjadi Rp2,69 triliun. Sementara itu, untuk total ekuitas naik sebesar Rp 6,81 triliun atau naik 5,42% dari periode sebelumnya Rp 6,46 triliun. Kemudian, perseroan mencatatkan aset Rp 15,48 triliun atau naik 36,18% dari periode sebelumnya, yakni Rp 11,37 triliun.

Pada perdagangan Kamis ini, terpantau harga saham ERAA bergerak turun 1,30% dan ditransaksikan pada rentang Rp 452 sampai Rp 460 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 7,27 triliun serta volume mencapai 44,42 juta.

 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail