PT Astra International Tbk (ASII), akan membagikan dividen interim sebesar Rp 3,56 triliun untuk tahun buku 2022. Nantinya, setiap pemegang saham berhak memperoleh dividen senilai Rp 88 per saham.
Perusahaan akan membagikan dividen pada 31 Oktober 2022 mendatang. "Pelaksanaan pembayaran dividen interim akan dilakukan oleh perseroan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata Sekretaris Perusahaan, Gita Tiffany Boer, Senin (4/10).
Gita mengatakan, pembagian dividen telah diputuskan dalam rapat direksi perseroan yang diselenggarakan pada 29 September tahun ini. Pembagian dividen juga telah direstui Dewan Komisaris Perseroan yang berlaku efektif pada tanggal penetapan tersebut.
Adapun, tanggal cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi berlangsung pada 11 Oktober 2022. Lalu, tanggal ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 12 Oktober 2022. Selanjutnya, cum dividen di pasar tunai pada 13 Oktober 2022.
Untuk tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 13 Oktober 2022. Kemudian untuk tanggal ex dividen di pasar tunai pada 14 Oktober 2022. Serta tanggal pembayaran dividen pada 31 Oktober 2022.
Dalam keterangan resmi perseroan, dikatakan bahwa pembagian dividen tersebut tidak mempengaruhi kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha. Adapun, pada 20 Mei yang lalu, induk usaha Grup Astra ini telah membagikan dividen tunai dengan jumlah Rp 9,67 triliun untuk tahun buku 2021.
Astra International mengantongi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 18,2 triliun pada semester I 2022, atau melonjak 106% dari raihan laba bersih periode yang sama tahun lalu, Rp 8,8 triliun.
Sebelumnya, Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan, Grup Astra mencatatkan kinerja yang baik di hampir seluruh divisi bisnis pada semester pertama tahun 2022. Hal ini didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi dan meningkatnya harga komoditas secara signifikan.
Dari tujuh unit bisnis Grup Astra, divisi infrastruktur dan logistik mencatat pertumbuhan laba bersih paling tinggi yakni mencapai 288%, dari Rp 91 miliar menjadi Rp 353 miliar. Hal ini terutama disebabkan kinerja dari bisnis jalan tol.