Es Krim Diamond Siapkan Belanja Modal Rp 350 M, Ini Rencana Bisnisnya

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.
Karyawan mengamati layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
5/10/2022, 16.16 WIB

Emiten produsen susu dan es krim, PT Diamond Food Indonesia Tbk (DMND) mengungkapkan rencana setelah mengakuisisi PT Fit Indonesia Tama dan PT Telunjuk. Aksi korporasi ini dilakukan perseroan untuk meningkatkan pendapatan. 

Direktur Diamond Food Chen Tsen Nan mengatakan, akusisi perusahaan PT Fit Indonesia Tama untuk mengharmonisasikan pendistribusian produk Fit Mee bersama portofolio produk saat ini di segmen ritel. Strategi berikutnya, perseroan akan memperkenalkan kepada konsumer Diamond Grup serta mendistribusikan produk Fit Mee ke seluruh wilayah di Indonesia.

"Sejalan dengan ini, akuisisi ini diharapkan dapat menjadi salah satu housebrand yang meningkatkan pendapatan perseroan," katanya dalam paparan publik, Rabu (5/10).

Sementara itu, perusahaan teknologi PT Telunjuk yang telah diakusisi Diamon Food, bertugas mengembangkan sektor bisnis online. Nantinya, PT Telunjuk akan menyediakan berbagai macam data terkait pasar e-commerce.

"Perusahaan tersebut akan berperan sebagai e-commerce untuk perseroan untuk menyediakan jasa terkait channel e-commerce. seperti account management dan digital marketing," kata Direktur Diamond Food, Richard Johannes Purwadi.

Pada tahun ini, Diamond Food mengalokasikan total belanja modal atau capital expenditures (capex) sebesar Rp 350 miliar. Jumlah tersebut terdiri dari Rp 100 miliar untuk pengembangan sisa proyek tahun lalu. Lalu, senilai Rp 250 miliar untuk proyek baru tahun ini. Perseroan menggunakan sebagian kas internal terkait belanja modal tersebut.

Adapun, emiten bersandi DMND ini mencatatkan laba bersih Rp 126,11 miliar pada semester pertama 2022. Raihan laba tersebut naik 55,16% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Penjualan perseroan juga naik 20,82% menjadi Rp 4,05 triliun dari sebelumnya Rp 3,35 triliun.

Perseroan mencatat kenaikan penjualan yang dikontribusi dari penjualan lokal yang menyumbang Rp 4,04 triliun. Selain itu, penjualan ekspor turut menjadi penopang pendapatan yang tercatat Rp 7,07 miliar. Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan tercatat naik menjadi sebesar Rp 3,18 triliun dari sebelumnya Rp 2,60 triliun. Adapun, beban penjualan dan distribusi sebesar Rp 414,56 miliar pada enam bulan pertama tahun ini dengan beban administrasi tercatat Rp 239,36 miliar. 

Total nilai aset perseroan hingga akhir Juni 2022 menjadi sebesar Rp 6,59 triliun atau naik 4,71% dari posisi akhir Desember 2021 yaitu Rp 6,29 triliun. Adapun, liabilitas tercatat sebesar Rp1,37 triliun dan ekuitas sebesar Rp 5,21 triliun. 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail