PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menargetkan kinerja penjualan tetap tumbuh 6% pada 2023, meski sejumlah ekonom memperkirakan adanya ancaman resesi ekonomi global pada tahun depan.
Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti meyakini perusahaan akan bertahan dengan pertumbuhan kinerja operasional yang tetap positif, di tengah ekonomi domestik yang kuat.
"Pangsa pasar Unilever memang sempat menurun, tapi tahun depan akan naik apalagi dengan pasar yang lebih dinamis. Kami optimis bisa meningkatkan penjualan setidaknya 6%," kata Ira dalam konferensi pers, Kamis (27/10/2022).
Ira juga menilai ekonomi Indonesia cukup kuat, bahkan pertumbuhannya masih lebih tinggi dari beberapa negara berkembang. Kondisi ekonomi juga akan didukung oleh hadirnya masa awal pemilihan umum (Pemilu). Dalam kondisi tersebut, umumnya uang beredar lebih banyak, konsumsi masyarakat pun meningkat.
Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Vivek Agarwal mengatakan, ancaman resesi ekonomi terutama terjadi pada perekonomian di beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat. Namun, masalah ini juga justru bisa dimanfaatkan oleh Indonesia dan Unilever Indonesia.
"Beberapa hal di Indonesia bisa dimanfaatkan, seperti Indonesia adalah eksportir komoditas dan ini posisi yang menguntungkan. Ditambah lagi, inflasi masih lebih rendah dari global, dampak resesi tidak akan terlalu parah di Indonesia dari global," kata Vivek.
Vivek juga masih optimistis, Unilever Indonesia dapat bertumbuh sebagai penyedia kebutuhan pokok.
Sebagai Informasi, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan laba bersih Rp 4,6 triliun pada kuartal III 2022, atau naik 5,3% dari laba bersih periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2022 (tidak diaudit), kinerja laba bersih ditopang oleh pertumbuhan penjualan bersih sebesar 5% menjadi Rp 31,5 triliun.