Akhiri Kerugian, Blue Bird Raup Laba Bersih Rp 260 Miliar Kuartal III

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pengemudi mengisi daya mobil taksi listrik Bluebird (e-Taxi) di Kantor Pusat Bluebird Group, Mampang Prapatan, Jakarta, Rabu (13/7).
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda
28/10/2022, 22.20 WIB

Perusahaan transportasi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) meraup laba bersih Rp 260,62 miliar pada kuartal III 2022. Performa ini bertolak belakang dari kondisi rugi bersih Rp 66,19 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan, capaian laba bersih pengelola taksi ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bersih pada sembilan bulan pertama tahun ini yang mencapai 73% menjadi Rp 2,5 triliun, dari raihan pendapatan bersih periode yang sama tahun lalu, Rp 1,45 triliun. 

Kendati demikian, beban pendapatan ikut meningkat 50,9% menjadi Rp 1,77 triliun dari sebelumnya Rp 1,17 triliun. Dalam laporan keuangan dijelaskan, faktor terbesar dari tingginya beban pendapatan antara lain, gaji, tunjangan, beban pengemudi, serta bahan bakar minyak (BBM).

Perseroan menyatakan ketidakpastian kondisi ekonomi akibat pandemi mempengaruhi secara signifikan perusahaan pada tahun 2021. 

“Selama tahun 2021 pandemi Covid-19 mempengaruhi mobilitas masyarakat, sehingga memberikan dampak langsung terhadap stabilitas usaha,” ujar manajemen Blue Bird dalam laporan keuangan perusahaan yang dirilis pada Jum’at (28/10).

Kendati demikian, mobilitas masyarakat kian meningkat sejak program vaksinasi pemerintah berlangsung pada akhir 2021. Hal ini menyebabkan aktivitas usaha dan aktivitas sosial masyarakat meningkat.

“Hal ini berdampak langsung pada meningkatnya mobilitas masyarakat yang mendorong perbaikan kinerja perusahaan,” dalam keterangan resminya.

Kinerja ini mendorong laba bruto yang meningkat 167% menjadi Rp 737,31 miliar Rp 275,89 miliar. Namun, Laba bruto tergerus oleh beban usaha Rp 450,18 miliar, sehingga laba usaha hanya tumbuh Rp 287,13 miliar dari tahun sebelumnya perusahaan rugi Rp 108,64.

Dari sisi neraca, Blue Bird memiliki liabilitas Rp 1,41 triliun per 30 September 2022 atau turun 2,13% dari posisi Desember tahun lalu Rp 1,45 triliun. Adapun, ekuitas perusahaan naik  2,19% menjadi Rp 5,26 triliun pada September 20222, dari sebelumnya Rp 5,14 triliun pada Desember 2022.

Dari sisi aset, perusahaan mencatatkan aset sebesar 1,24% lebih tinggi atau Rp 6,68 triliun pada September 2022. Sedangkan pada pencatatan Desember 2021, perusahaan memiliki aset Rp 6,59 triliun.

Reporter: Zahwa Madjid