PT Bumi Resources Tbk membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk mencapai US$ 365,5 juta atau setara Rp 5,76 triliun sepanjang sepanjang Januari hingga September 2022. Jumlah laba ini naik 473,8% dari periode yang sama tahun lalu yakni US$ 63,7 juta.
Kenaikan laba ini ditopang melonjaknya pendapatan sebesar 66,7% menjadi US$ 3.754,1 miliar. Penyebabnya adalah kenaikan harga batu bara yang terjadi sejak awal tahun ini.
"Kenaikan tajam harga batu bara sebesar 89% (US$ 118,7 per ton vs US$ 62,8 per ton secara year-on-year)," demikian penjelasan Bumi Resources secara tertulis, Kamis (3/11).
Padahal di sisi lain, angka penjualan turun 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Bumi juga harus menghadapi dampak inflasi, tingginya royalti batu bara yang harus dibayarkan, hingga adanya prioritas untuk PLN dalam skema Domestic Market Obligation (DMO).
"Hujan deras terus menerus karena La Nina sejak Desember 2021 berdampak pada produksi (yang turun) sebesar 9% secara year-on-year," demikian keterangan perseroan.
Emiten berkode BUMI itu juga mencatatkan beban usaha meningkat 6,3% menjadi US$ 201,9 juta sepanjang Januari hingga September 2022. Adapun perseroan mencatatkan beban pokok pendapatan naik 57,4% menjadi US$ 4,42 miliar.
Sebelumnya Bumi telah mengumumkan rampungnya pelaksanaan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau private placement. Transaksi senilai USD1,6 miliar atau setara Rp24 triliun itu telah dieksekusi pada Rabu (19/10).
"Sejumlah 200 miliar saham telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia hari ini, sehingga jumlah saham yang beredar meningkat menjadi 343.841.242.189 dari semula 143.841.242.189 saham," ujar Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava seperti dikutip dari keterbukaan informasi Kamis (20/10).
Rampungnya pelaksanaan private placement telah membuat emiten di bawah Grup Bakrie itu terbebas dari seluruh kewajiban PKPU. BUMI telah membayar seluruh utang perusahaan secara tunai.
Tuntasnya aksi korporasi ini juga mengubah komposisi kepemilikan saham BUMI. Dileep mengatakan setelah private placement Grup Salim resmi menjadi pengendali BUMI bersama-sama dengan Grup Bakrie.