PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) telah menerbitkan 51 surat utang senilai Rp 50,4 triliun sejak 2019. Surat utang tersebut terdiri dari 38 kali penerbitan Obligasi dan Sukuk Mudharabah sebesar Rp 45,63 Triliun , 12 kali Medium Term Notes sebesar Rp4,67 triliun dan satu kali penerbitan Surat Berharga komersial sebesar Rp120 miliar.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, mengatakan bahwa penerbitan obligasi tersebut merupakan bagian dari upaya Perseroan dalam memenuhi perannya sebagai penyedia likuiditas jangka panjang bagi penyalur KPR.
"Hal ini merupakan bagian dari komitmen SMF untuk mendukung ketersediaan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia,” ujar Ananta dalam Media Gathering SMF di Banyuwangi, Jumat (4/11).
Sejak 2009 sampai dengan kuartal III- 2022, SMF telah berhasil memfasilitasi 14 kali transaksi sekuritisasi, dengan total nilai akumulatif sebesar Rp12,79 triliun.
Saat instrumen investasi lain tertekan di tengah wabah pandemi, Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) yang diterbitkan oleh SMF justru berhasil mempertahankan rating idAAA. Kondisi tersebut mencerminkan struktur EBA-SP yang diterbitkan SMF solid.
Hingga kuartal III-2022, SMF telah menyalurkan produk-produk dalam rangka implementasi perluasan mandat dari Pemerintah, yaitu Kredit Konstruksi sebesar Rp 223 miliar, Kredit Mikro Perumahan sebesar Rp 91,87 miliar, dan Kredit Multi Guna Perumahan sebesar Rp 997 miliar.
Adapun tahun ini, Pemerintah telah menyediakan dana sebesar Rp30 triliun untuk menyediakan akses ke perumahan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia melalui program tersebut. Sampai dengan September 2022, Pemerintah telah mencapai target sebesar 77% dari total target sebesar 200 ribu perumahan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Dana Rp30 triliun tersebut bersumber dari Penyertaan Modal Negara sebesar Rp21,1 triliun yang diberikan kepada Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat sebesar Rp19,1 triliun, dan kepada SMF sebesar Rp2 triliun. Adapun sisa dananya diperoleh dari penerbitan surat utang yang dilakukan oleh SMF.
PT Sarana Multigriya Finansial telah menyalurkan dana Rp6,88 triliun hingga kuartal III 2022. Penyaluran dana tersebut digunakan untuk komersial sebesar Rp3,36 triliun. Kemudian sisanya sebesar Rp3,52 triliun untuk KPR FLPP atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan.
Melemahnya nilai tukar rupiah dimanfaatkan investor untuk melakukan aksi ambil untung di pasar Obligasi Komposit (Indonesia Composite Bond Index/ICBI) ditutup di level 332,6944 pada perdagangan Kamis, 03 November 2022. Angka tersebut turun 0,19 poin (0,06%) dari penutupan sehari sebelumnya yang berada di level 332,8885.