Harga Saham Ambruk, Market Cap Bayan (BYAN) Turun ke Posisi Tiga

Laporan Keuangan Bayan Resources
Pemilik Bayan Resources Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya kedua di Indonesia setelah Hartono bersaudara versi Majalah Forbes.
Penulis: Lona Olavia
29/12/2022, 19.20 WIB

Kapitalisasi pasar (market cap) emiten batubara milik orang nomor satu di Indonesia Low Tuck Kwong PT Bayan Resources Tbk melorot ke peringkat tiga. Penyebabnya, harga saham BYAN ambruk dua hari berturut-turut.

Perusahaan dengan kode emiten BYAN itu pun kembali harus berada dibawah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Saat ini, BYAN memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 691 triliun. Dua peringkat di atasnya yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 1.047 triliun dan BRI sebesar Rp 731 triliun. 

Pada penutupan perdagangan Kamis (29/12), harga saham BYAN berbalik melemah 1.050 poin atau 4,82% ke posisi 20.725 per sahamnya. Padahal, pada sesi I tadi, BYAN mampu naik Rp 575 atau 2,64% menjadi Rp 22.350. Sehari sebelumnya, saham BYAN pun harus merosot tajam.

Di sisi lain,  Low Tuck Kwong masih berada di peringkat 50 orang terkaya di dunia. Namun, peringkatnya jatuh ke posisi 48 pada Kamis (29/12) setelah kekayaan bersihnya sekarang hanya US$ 27,9 miliar atau setara Rp 435,24 triliun.

Kekayaan bersih Low Tuck Kwong ini lenyap Rp 46,8 triliun hanya dalam dua hari. Pada Selasa (27/12) kekayaan Low Tuck Kwong menembus US$ 30,9 miliar atau setara Rp 482,04 triliun. Ketika itu, bos Bayan Resources itu naik ke posisi 42 orang terkaya di dunia. 

Sentimen negatif itu datang terkait aksi jual saham yang dilakukan oleh beberapa direksi Bayan Resources. Low Tuck Kwong yang menjual sebanyak 80.000 sahamnya di Bayan pada 23 Desember 2022 melalui pasar negosiasi dengan bantuan broker Maybank Sekuritas. Bahkan harga jualnya jauh di bawah harga pasar, yakni Rp 13.000 per saham. Sehingga nilai transaksinya sebesar Rp 1,04 miliar.  

Sebelum transaksi, jumlah saham BYAN yang dimilikinya sebanyak 20,31 miliar atau 60,94%. Setelah transaksi menjadi 20,31 miliar saham atau tetap 60,94%

 “Tujuan dari transaksi, divestasi,” ungkap Low Tuck Kwong. 

Aksi itu diikuti sehari setelahnya oleh Russell John Neil yang menjabat sebagai Direktur Bayan Resources. Russell menjual hingga 836.700 lembar saham BYAN pada 23, 27, dan 28 Desember 2022. 

"Tujuan dari transaksi adalah divestasi dengan status kepemilikan saham langsung," pungkas Sekretaris perusahaan Bayan Resources Jenny Quantero dalam keterbukaan informasi, Kamis (29/12).

Pria berkewarganegaraan Australia itu melepas saham BYAN di harga Rp 20.406,75 per saham. Dengan demikian, dia meraup dana segar hingga lebih dari Rp 17,07 miliar. Setelah transaksi penjualan itu, kepemilikan saham Russell dalam Bayan Resources turun menjadi 0,0185% atau 6.163.300 lembar. 

Untuk informasi, pada 9 Desember 2022 BYAN mengumumkan pembagian dividen interim sebesar US$ 1 miliar atau setara US$ 0,03 per lembar.  Adapun jadwal raihan dividen sebagai berikut, cum dividen pasar reguler dan negosiasi pada 19 Desember 2022, ex dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada 20 Desember 2022 dan daftar pemegang saham berhak atas dividen pada 21 Desember 2022 pukul 16.15 WIB.