Memasuki pekan ketiga tahun 2023, terdapat 45 perusahaan dalam pipeline pencatatan umum perdana (initial public offering/IPO) saham Bursa Efek Indonesia (BEI) per 19 Januari.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, perkiraan dana yang dihimpun akan mencapai Rp 49,5 triliun.
Dia merinci, perusahaan pada sektor consumer cyclicals dan teknologi mendominasi pipeline pencatatan saham, sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya.
Beberapa diantara perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham, ada yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Yaitu, dua perusahaan pada sektor energi, satu perusahaan pada sektor finansial dan satu perusahaan pada sektor basic materials.
“Sampai dengan tanggal 19 Januari 2023, perusahaan yang telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia berjumlah 8 perusahaan,” ucap Nyoman dalam keterangannya, Jumat (20/3).
Melihat data e-IPO, saat ini terdapat 11 perusahaan yang telah berada pada sistem e-IPO, yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (BSMT), PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP), PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT), PT Haloni Jane Tbk (HALO), dan PT Hillcon Tbk (HILL).
Selanjutnya ada PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX), PT Jasa Berdikari Logistics Tbk (LAJU), PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ), PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK), PT Vastland Indonesia Tbk (VAST), dan PT Penta Valent Tbk (PEVE).
Berikut adalah klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline pencatatan saham dengan rincian sektornya:
- 5 perusahaan dari sektor Basic Materials;
- 8 perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
- 1 perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
- 3 perusahaan dari sektor Energy;
- 2 perusahaan dari sektor Financials;
- 4 perusahaan dari sektor Healthcare;
- 2 perusahaan dari sektor Industrials;
- 3 perusahaan dari sektor Infrastructures;
- 3 perusahaan dari sektor Properties & Real Estate;
- 8 perusahaan dari sektor Technology;
- 6 perusahaan dari sektor Transportation & Logistic.