Mitratel Target Masuk 20 Emiten Terbesar BEI, Fokus Monetisasi Aset

Telkom
Menara millik PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel.
Penulis: Syahrizal Sidik
14/2/2023, 11.42 WIB

Emiten menara telekomunikasi BUMN, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, menargetan masuk jajaran 20 besar emiten dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada perdagangan Selasa (14/2), nilai kapitalisasi emiten bersandi MTEL ini mencapai Rp 57,6 triliun dengan harga saham rata-rata di kisaran Rp 670 sampai dengan Rp 695 dan masuk daftar 30 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa.

Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko mengungkapkan, untuk mencapai target itu, perusahaan telah menyiapkan berbagai aksi korporasi baik secara organik maupun non organik. Teddy menuturkan, fokus Mitratel kini mulai bergerak untuk meningkatkan fundamental melalui monetisasi aset. Saat ini, MTEL menguasai kepemilikan menara lebih dari 35.000 unit.

“Mitratel optimis dengan dominasi pasar yang kuat, langkah ekspansi bisnis yang kami lakukan secara organik dan non organik akan berdampak pada kinerja finansial kami di tahun ini,” kata Teddy, dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (14/2).

Saat ini, perusaaan terus memonetisasi asetnya melalui order dari seluruh Mobile Network Operator (MNO) seiring ekspansi jaringan MNO termasuk di luar Jawa. Peningkatan permintaan kolokasi dari MNO tentunya akan berdampak pada tumbuhnya tenancy ratio yang pada gilirannya meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Walaupun menjadi perusahaan menara dengan jumlah terbesar, saat ini tenancy ratio Mitratel masih tertinggal dibandingkan kompetitor. Namun demikian, saat ini Mitratel berhasil mencatatkan EBITDA margin yang sejajar dengan kompetitor. Sehingga dalam jangka pendek sampai menengah kinerja Mitratel diharapkan sudah mampu untuk melampaui kompetitor.

“Setelah Mitratel menjadi pemilik menara terbanyak di Asia Tenggara, kami terus berusaha menjaga agar fundamental perusahaan selalu terjaga serta tumbuh di atas rata-rata industri,” ucap Teddy.

Perusahaan, kata dia tetap akan focus memberikan solusi end-to-end bagi pelanggan. Sebagai contoh saat ini Mitratel sudah menyiapkan layanan fiber-to-the-tower (FTTT), Energy-as-a-Service (EaaS), dan layanan berbasis satelit.  

“Saya yakin bisnis infrastruktur telekomunikasi masih terus tumbuh dan berkembang serta menjanjikan bagi para investor,” ucap dia.

Dari sisi kinerja, sampai dengan periode September 2022, perusahaan mengantongi laba bersih senilai Rp 1,23 triliun dengan pendapata mencapai Rp 5,61 triliun. Total aset perusahaan mencapai Rp 54,93 triliun yang terdiri dari ekuitas Rp 33,23 triliun dan liabilitas Rp 21,70 triliun.