Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yaitu PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel melakukan perjanjian penjualan bersyarat sebanyak 997 menara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan CSPA oleh Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dan CEO IOH Vikram Sinha, yang berlangsung di Jakarta pada Sabtu (18/2). Transaksi antara Mitratel dan IOH diproyeksikan rampung pada kuartal satu tahun ini.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko atau disapa Teddy menyampaikan bahwa kolaborasi ini dapat memperkuat dan memantapkan posisi Mitratel sebagai pemilik menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara yang independent dan terpercaya.
“Penambahan sebanyak 997 menara telekomunikasi ini memperkuat ekosistem Mitratel di bisnis menara telekomunikasi dan menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi seluruh operator telekomunikasi," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (21/2).
Teddy mengatakan kolaborasi ini mengakselerasi peluang pertumbuhan kolokasi menara Mitratel serta menyokong serangkaian usaha Mitratel untuk pengembangan bisnis menjadi end-to-end digital infrastructure company.
Kesepakatan CSPA dengan IOH kali ini diyakini akan memberikan manfaat untuk pertumbuhan bisnis berkelanjutan untuk kedua perusahaan.
“Mitratel berupaya menjadi perusahaan yang berorientasi pada leading sustainable growth. Perjanjian CSPA dengan IOH melanjutkan pertumbuhan anorganik di tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Sejalan dengan akuisisi menara, Mitratel juga menjalankan program peningkatan tenancy ratio melalui penyediaan konektivitas berkapasitas tinggi dengan penggelaran fiber optic dan layanan satelit. Serta, penyediaan daya yang akan memberikan dukungan penuh kepada operator telekomunikasi.
Teddy optimis pendapatan Mitratel akan tumbuh di atas rata-rata industri dengan adanya aksi korporasi akusisi ini yang dibarengi dengan peningkatan tenancy ratio. Perseroan juga meyakini tingkat profitabilitas, yaitu margin EBITDA kian meningkat seiring peluang pertumbuhan kolokasi menara.
“Fokus Mitratel bergerak untuk meningkatkan fundamental melalui monetisasi aset. Mitratel sebagai Tower Provider akan terus agresif memonetisasi asetnya sehingga membuka peluang pertumbuhan bisnis di masa mendatang,” kata ia.
Secara konsolidasi, Mitratel pada sembilan bulan pertama 2022 mencetak margin EBITDA sebesar 78,5%, mengalami peningkatan dari sebesar 75,7% pada tahun sebelumnya.
Adapun, margin EBITDA dari segmen penyewaan menara telekomunikasi tercatat sebesar 85.2%. Menurut Teddy, akuisisi ini merupakan kesempatan yang baik untuk mendapatkan ratusan aset menara telekomunikasi dengan spesifikasi dan lokasi strategis dalam rentang waktu yang cukup singkat.