PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) baru-baru ini ramai menjadi perbincangan setelah Garibaldi Thohir atau yang dikenal dengan sapaan Boy Thohir mengundurkan diri dari posisinya sebagai komisaris di perusahaan tambang emas tersebut per 17 Februari 2023.

Perusahaan pertambangan, Merdeka Copper Gold didirikan pada tahun 2012 dan tercatat memiliki enam bisnis yang sedang dijalankan. Mulai dari bisnis tambang emas di Banyuwangi, Jawa Timur hingga proyek berbasis nikel di Sulawesi Tenggara.

Seperti apa bisnis yang ditinggalkan jabatannya oleh kakak Menteri BUMN Erick Thohir tersebut. Berikut profil bisnisnya seperti yang dikutip dari website resmi perseroan, Selasa (21/2): 

Tambang Emas Tujuh Bukit 

Tambang Emas Tujuh Bukit merupakan tambang terbuka di Banyuwangi, Jawa Timur, yang menggali bijih mineral dan mengekstraksi kandungan emas dan perak, dengan metode pelindian yang efisien dan ramah lingkungan.

PT Bumi Suksesindo (BSI) mengoperasikan Tambang Emas Tujuh Bukit berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi dan Produksi yang dimiliki sejak 2012 atas lahan seluas 4.998 hektare di area hutan produksi di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Di mana hanya 992 hektar dari 4.998 hektar yang digunakan BSI untuk operasi tambang.

Dibangun pada 2014, Tambang Emas Tujuh Bukit mulai menambang bijih pertamanya pada 2016 dan menghasilkan emas pertamanya pada 2017, dan terus menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia. Tambang Emas Tujuh Bukit ditetapkan pada 2016 sebagai objek vital nasional atas kualitas sumber daya mineralnya yang diakui oleh negara sebagai aset strategis.

Tambang Tembaga Wetar 

Tambang ini dikelola oleh PT Batutua Kharisma Permai sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi tembaga dan PT Batutua Tembaga Raya sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian hasil tambang menjadi katode tembaga. 

Kedua perusahaan tersebut (BKP-BTR) menjadi bagian dari PT Merdeka Copper Gold Tbk sejak 2018 melalui akuisisi Eastern Field Developments Limited, pemilik mayoritas saham Finders Resource, perusahaan pertambangan asal Australia yang sebelumnya mengelola BKP-BTR. Tambang Tembaga Wetar terletak di Pulau Wetar, Maluku Barat Daya, dan menempati area operasi seluas 2.733 hektare, sekitar 1,07% dari Pulau Wetar yang memiliki luas 262.235 hektar.

Proyek Tembaga Tujuh Bukit

Proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang belum dikembangkan. Proyek ini mengandung Sumber Daya Mineral 1.784 Mt bijih dengan kadar 0,46% tembaga dan 0,50 g/t emas (tembaga setara kadar 0,63%). Serta mengandung sekitar 8,2 juta ton tembaga dan 28,6 juta ounce emas, termasuk Sumber Daya Terindikasi 372 Mt dengan 0,61% tembaga dan 0,68 g/t emas. 

Sejak 2017, Merdeka telah melakukan investasi signifikan terhadap Proyek Tembaga Tujuh Bukit, termasuk untuk menjalankan eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran penentu sumber daya, pemodelan geologi, dan studi teknis yang sedang berlangsung.

Proyek Acid, Iron, Metals (AIM)

Proyek AIM adalah fasilitas pengolahan yang modern, terintegrasi, dan berlokasi strategis di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia. Proyek AIM memiliki akses ke infrastruktur IMIP yang lengkap dan berdekatan dengan pengguna asam dan uap masa depan, yang melayani pemain hilir dalam rantai nilai kendaraan listrik.

Proyek AIM dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI), perusahaan gabungan yang dimiliki sebanyak 80% oleh PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM), anak perusahaan Merdeka, dan 20% oleh Eternal Tsingshan Group Limited (Tsingshan), anak perusahaan Tsingshan Holding Group.

Proyek AIM saat ini dalam tahap konstruksi dan akan mengoperasikan konsentrator untuk mengekstraksi konsentrat pirit, pabrik asam, pabrik pemanggangan dengan kloridisasi, dan pabrik ekstraksi logam. Penataan pabrik telah dioptimalkan untuk memastikan efisiensi modal dan operasional selama masa proyek. 

Pabrik AIM dirancang untuk mengolah bijih sisa dan bijih pirit berkadar rendah dari Tambang Tembaga Wetar (Wetar) yang dimiliki sepenuhnya oleh Merdeka dengan laju nominal lebih dari 1 Mtpa per tahun. 

Bijih akan diangkut dengan tongkang terbuka dari Pulau Wetar ke pelabuhan IMIP dan diangkut ke pabrik AIM untuk diproses lebih lanjut untuk menghasilkan serangkaian produk, termasuk asam sulfat, uap jenuh, pelet bijih besi, spons tembaga, timbal-seng hidroksida, emas doré, dan perak.

Proyek Emas Pani

Proyek Emas Pani merupakan deposit emas dalam endapan epitermal sulfidasi rendah di Provinsi Gorontalo, Sulawesi. Pada Februari 2023, Merdeka mengumumkan Estimasi Sumber Daya Mineral untuk proyek emas pani sebesar 263,6 juta ton dengan kadar 0,75 gram per ton emas yang mengandung 6,35 juta ons emas. Estimasi ini merupakan peningkatan signifikan dari estimasi sebelumnya 4,7 juta.

MRE tersebut merupakan estimasi pertama dari gabungan sumber daya antara area Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Kontrak Karya Proyek Emas Pani yang berada di Zona Baganite, area yang belum pernah diuji untuk Proyek Emas Pani. Pengujian terakhir di area itu, berupa dua lubang pengeboran bersejarah, dilakukan pada 1982 oleh Utah International di tepi barat IUP Pani. 

Pengeboran sedalam 55.000–70.000 meter akan dilakukan sepanjang 2023 dan diharapkan dapat menghasilkan peningkatan sumber daya. Sebelas alat berat pengeboran bermata bor intan yang tajam sedang menangani Zona Baganite dan area bersumber daya di sekitarnya, dengan dua alat berat lagi untuk pengeboran sterilisasi.

Saat ini, proses studi kelayakan Proyek Emas Pani berjalan lancar dan diharapkan selesai pada akhir kuartal tiga 2023. Proyek Emas Pani saat ini fokus mengoptimalkan dana proyek, jadwal penambangan, dan material serta peluang pemulihan pada tahun-tahun awal penambangan dengan menggunakan metode pemrosesan konvensional.

Merdeka Battery Minerals

Merdeka Battery Minerals sedang mengembangkan proyek nikel di Sulawesi Tenggara melalui akusisi proyek nikel kelas dunia dan dua pabrik peleburan nikel yang sedang beroperasi. Ini akan terhubung dengan pengembangan kawasan industri nikel.

Pada 2022 melalui anak perusahaan PT Batutua Tembaga Abadi, PT Merdeka Copper Gold Tbk mengakuisisi 55,3% kepemilikan PT Merdeka Battery Materials (sebelumnya bernama PT Hamparan Logistik Nusantara) yang memiliki saham mayoritas PT J&P Indonesia (JPI), PT Zhao Hui Nickel (ZHN), dan PT Jcorps Industri Mineral (JIM).

Sebagai informasi, Merdeka Copper Gold berencana melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal pertama tahun ini. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) Devin Wirawan.

Saratoga adalah pemegang saham terbesar, yang menggenggam 18,345% saham MDKA. Meski demikian Devin tidak menjelaskan secara rinci target serta jumlah saham yang akan dilepas ke publik.

Reporter: Zahwa Madjid