Bank kelas kakap dalam negeri beramai-ramai masuk ke bank digital  Bank kelas kakap mengakuisisi bank kecil untuk kemudian ditransformasi menjadi bank digital. Langkah ini mengikuti para perusahaan teknologi seperti GoTo dan Shoppee yang mengakuisisi bank kecil untuk diubah bank digital. 

Bank digital ini berbeda dengan layanan digital yang lebih terdahulu dimiliki para bank kakap. Bank digital semakin memudahkan konsumen karena membuat otomatisasi layanan perbankan.

Nasabah dapat mengakses produk dan layanan perbankan melalui platform elektronik atau online. Lewat bank digital, semua operasi perbankan lewat online dan menggantikan kehadiran fisik bank.

Saat ini,  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengelompokkan bank konvensional menjadi empat kelas berdasarkan modal inti. Dari sebelumnya bank umum kegiatan usaha (BUKU) menjadi KBMI (Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti). KBMI terdiri dari 1, 2, 3, dan 4.

KBMI 4 merupakan tingkatan paling tinggi di seluruh kategori bank. Dalam hal ini, KBMI 4 merupakan kategori bank tertinggi dengan modal inti lebih dari Rp 70 triliun.

Saat ini tercatat hanya ada empat bank yang termasuk dalam kategori ini. Adapun bank yang termasuk dalam jajaran KBMI 4 meliputi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Berikut layanan digital bank kakap tersebut: 

Bank Raya (Bank Digital BRI) 

BRI telah meluncurkan lini digital yang bernama Bank Raya. Bank tersebut merupakan bank digital pertama yang diinisiasi oleh perusahaan perbankan pelat merah di Indonesia.

Bank Raya merupakan perusahaan perbankan dengan nama resmi PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO). Sebelumnya Bank Raya dikenal sebagai PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (BRI Agro) Tbk.

BRI Agro memutuskan mengubah model bisnis mereka secara keseluruhan menjadi bank digital pada 2021. Aplikasi bank digital Bank Raya 2.0 diluncurkan pada 22 Februari 2022. BRI sebagai pengendali, kini memiliki 86,55% kepemilikan Bank Raya. Persentase itu dimiliki setelah BRI menginjeksi modal AGRO berupa 1,9 miliar lembar saham atau senilai Rp 994,34 miliar.

Sebagai bank digital pelat merah, Bank Raya membidik nasabah di segmen gig economy atau pekerja informal, yang sangat sesuai dengan kultur perekonomian di Indonesia dan jumlahnya mencapai 46,4 juta pekerja.

Blu (Bank Digital BCA)

BCA memiliki layanan bank digital yang disebut Blu. Cikal bakal bank digital BCA dari akuisisi PT Bank Royal Indonesia pada April 2019. Setelah lebih dari satu tahun, BCA akhirnya mengumumkan perubahan nama dari Bank Royal menjadi Bank Digital BCA. Bahkan direncanakan Bank Digital BCA juga akan melantai segera di BEI melalui mekanisme penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham.

Bank Royal Indonesia sebagai anak usaha BCA di bidang perbankan digital akan menggarap segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Guna melancarkan rencana ini, BCA akan menyuntikkan modal kepada Bank Royal.

Besar suntikan dananya sebesar Rp 1 triliun. Dengan suntikan modal ini Bank Royal akan menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II. Suntikan modal ini di luar nilai akuisisi Rp 988 miliar. Pada 5 November 2019 lalu BCA menggenggam 99,99% saham Bank Royal dan PT BCA Finance 0,01% dari total saham Bank Royal.

Bank Mayora Jadi Bank Digital BNI

BNI memiliki rencana untuk mentransformasi Bank Mayora menjadi bank digital yang berfokus pada segmen UMKM. Bank Mayora resmi menjadi anak usaha BNI setelah diakuisisi pada Mei 2022.

Ketika itu, BNI mengakuisisi 63,92% saham Bank Mayora dari International Finance Corporation. Transaksi pengambilalihan tersebut setara 1,19 miliar saham.

Saat ini komposisi kepemilikan pemegang saham bank yang terafiliasi dengan Grup Mayora tersebut sebesar 63,92% dimiliki perseroan, sisanya 36,08% oleh PT Mayora Inti Utama.

Bank Mandiri

Di antara deret bank kelas kakap, hanya Bank Mandiri yang belum mengumumkan bank digitalnya,. Bank Mandiri saat ini masih mengkaji kemungkinan melakukan aksi korporasi untuk memperkuat layanan digital banking. Ada dua opsi yang sedang dikaji perseroan yang kemungkinan akan dieksekusi ke depan.

Pertama, ada peluang untuk memisahkan atau melakukan spin off super apps Livin' yang dimiliki perseroan saat ini menjadi layanan bank digital yang berdiri sendiri.  Opsi kedua, ada kemungkinan juga Bank Mandiri akan melakukan aksi akuisisi untuk masuk ke bank digital. Sebab perseroan memiliki permodalan yang kuat dengan rasio kecukupan modal (CAR) di atas 19%.