Aksi penggabungan usaha atau merger antar Bank PT Nationalnobu Tbk (NOBU) dan PT Bank MNC International Tbk (BABP) mendekati final. Sebelumnya kabar aksi merger tersebut sudah lama terdengar walau dua bank tersebut masih enggan untuk mengumumkan ke publik.
Namun kini, bank milik konglomerat James Riady dan Hary Tanoesoedibjo telah menjalani proses merger bahkan telah memiliki tim untuk aksi tersebut. Pengumuman ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada Senin (27/2).
Kabar terbarunya bahkan keduanya sudah melakukan tandatangan untuk merger. Artinya secara sah keduanya bersepakat menjalankan merger.
"Sudah ada tanda tangan," katanya Dian kepada Katadata, Rabu (1/3).
Dian menjelaskan tujuan utama merger yaitu untuk melakukan penguatan bank dalam semua aspek serta sinergi. Tentu saja aksi merger tersebut untuk memenuhi ketentuan modal inti.
Sebelumnya Dian optimistis kedua bank dapat bersinegi dengan baik dengan merger. Dengan komitmen kedua bank tersebut, aksi korporasi ini tidak akan mundur. Bahkan keduanya akan terus mempercepat proses merger ini.
"Sehingga akan ada bank yang lebih kuat lagi daripada MNC dan Bank Nobu yang ada saat ini," katanya.
Adapun sinyal merger kedua bank tersebut tercium saat OJK sempat menyatakan bahwa ada dua bank umum yang tengah memproses merger. Jika keduanya merger, maka bisa memenuhi ketentuan modal inti minimal Rp 3 triliun.
Dian mengungkapkan saat itu bahwa kedua bank tersebut sedang melakukan berbagai proses administratif dan legal. Namun dia belum mau memerinci nama, maupun skema penambahan modal.
"Ada proses hukum yang ditempuh dulu. Merger tidak sesederhana itu, apalagi dua bank yang lumayan besar. Ini yang nanti kami tunggu prosesnya," kata Dian.