Beban Penjualan Naik, Laba Produsen Cat Avian Turun jadi Rp 1,4 T

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Ilustrasi. Avia Avian mencatatkan penurunan laba bersih di tahun 2022.
Penulis: Syahrizal Sidik
2/3/2023, 15.02 WIB

Emiten produsen cat merek Avian, PT Avia Avian Tbk (AVIA), membukukan perolehan laba bersih senilai Rp 1,40 triliun pada periode tahun 2022. Laba bersih tersebut tercatat mengalami penurunan 2,37% dibanding tahun sebelumnya Rp 1,43 triliun.

Penurunan laba ini membuat laba per saham dasar Avia Avian juga berkurang dari sebelumnya Rp 25,54 per saham menjadi Rp 22,61 per saham.

Sepanjang tahun 2022, pendapatan bersih AVIA yang juga mengalami penurunan 1,25% menjadi Rp 6,69 triliun dari tahun 2021 yang tercatat senilai Rp 6,77 triliun.

Secara rinci, pendapat tersebut dikontribusi dari penjualan pihak ketiga yang turun menjadi Rp 6,64 triliun dari sebelumnya Rp 6,73 triliun. Lalu, penjualan kepada pihak berelasi naik menjadi Rp 45,47 miliar dibanding tahun 2021 senilai Rp 41,83 miliar.

Di tengah penurunan penjualan, perusahaan justru mencatatkan kenaikan beban pokok penjualan 0,55% menjadi Rp 3,97 triliun dari sebelumnya Rp 3,95 triliun. Selain itu, beban operasi juga naik menjadi Rp 1,02 triliun dari sebelumnya Rp 889 miliar.

Sehingga, pada tahun lalu, laba bruto perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh konglomerat asal Surabaya, Hermanto Tanoko ini turun menjadi Rp 2,71 triliun dari sebelumnya Rp 2,82 triliun.

Sampai dengan periode Desember 2022, AVIA tercatat memiliki total aset senilai Rp 10,79 triliun. Nilai ini turun jika dibanding posisi Desember 2021 yang sebesar Rp 10,87 triliun.

Lalu, liabilitas perusahaan juga tercatat turun menjadi Rp 1,21 triliun dibanding akhir 2021 sebesar Rp 1,45 triliun. Sedangkan, ekuitas perusahaan meningkat menjadi Rp 9,57 triliun dari tahun sebelumnya Rp 9,41 triliun.

Untuk diketahui, AVIA mencatatkan sahamnya di bursa pada 8 Desember 2021 lalu dan berhasil menghimpun dana publik sebesar Rp 5,77 triliun.

Saatini, saham AVIA dikendalikan oleh PT Tancorp Surya Sentosa dan PT Wahana Lancar Rejeki dengan kepemilikan saham keduanya mencapai lebih dari 68%. Sisanya dimiliki pemegang saham publik 24,61% dan Archipelago Investment Private Limited sebesar 6,30%.