Produsen roti bermerek Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 432,22 miliar di tahun 2022. Laba perseroan berkode saham ROTI ini naik 52,40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 283,6 miliar.
Seiring naiknya laba, perseroan mencatatkan pendapatan Rp 3,93 triliun hingga 2022. Perolehan pendapatan ROTI tersebut naik 19,69% dibandingkan pada 2021 yaitu Rp 3,28 triliun .
Pendapatan perseroan yang meningkat dikontribusi oleh penjualan roti tawar Rp 2,65 triliun. Raihan tersebut melaju 11,36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 2,38 triliun. Selain itu raihan dari penjualan roti manis meningkat 29,64% menjadi Rp 1,45 triliun. Dibandingkan dengan perolehan tahun lalu Rp 1,12 triliun.
Penjualan kue turut memberikan kontribusi terhadap pendapatan ROTI yang tercatat Rp 299,01 miliar. Adapun, penjualan kue melambung 87,25% dibandingkan perolehan tahun lalu Rp 159,68 miliar.
ROTI mencatatkan beban pokok penjualan Rp 1,84 triliun hingga akhir 2022. Beban pokok perusahaan naik 23,25% dibandingkan pada kuartal IV 2021 yaitu Rp 1,5 triliun. Rinciannya total beban pokok pendapatan penjualan bahan baku dan kemasan yang digunakan Rp 1,22 triliun atau naik 34,95% dibandingkan dengan tahun lalu Rp 907,57 miliar.
Lalu total beban pokok penjualan dari beban usaha tercatat naik 7,02% menjadi Rp 1,18 triliun dibandingkan periode sebelumnya pada 2021 yaitu Rp 1,10 triliun. Beban usaha perseroan juga tercatat meningkat 6,12% menjadi Rp 1,51 triliun hingga akhir 2022. Dibandingkan dengan periode kuartal IV 2021 lalu yaitu Rp 1,43 triliun.
Perseroan juga mencatatkan ekuitas Rp 2,68 triliun atau turun 5,56%, dibandingkan dengan ekuitas tahun sebelumnya di Rp 2,86 triliun. Sementara liabilitas perseroan naik 9,64% menjadi Rp 1,44 triliun. Pada Desember 2021 liabilitas perseroan tercatat Rp 1,32 triliun.
Adapun aset produsen Sari Roti turun 1,45% menjadi Rp 4,13 triliun dari sebelumnya Rp 4,19 triliun.