Anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia Tbk (PRTL) atau Protelindo terbitkan obligasi berkelanjutan sebesar Rp 2,9 triliun.
Tujuan dari penerbitan obligasi berkelanjutan tersebut adalah untuk membayar utang bank perseroan.
Mengutip keterangan resmi dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Obligasi Berkelanjutan III Protelindo Tahap II Tahun 2023 ini diterbitkan dalam dua seri. Yakni Seri A senilai Rp 2,7 triliun dengan tingkat bunga sebesar 6,35% per tahun dan seri B Rp 145,3 miliar di 6,60% per tahun.
“Obligasi ini diterbitkan dengan jangka waktu 370 hari kalender dan tiga tahun sejak tanggal emisi. Sedangkan bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan sejak tanggal emisi, sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi,” ujar manajemen dalam keterangan resmi Jumat (3/3).
Pembayaran bunga obligasi pertama masing-masing seri akan dilakukan pada tanggal 21 Juni 2023. Adapun pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi adalah pada tanggal 31 Maret 2024 untuk Seri A dan tanggal 21 Maret 2026 untuk Seri B. Pelunasan obligasi dilakukan secara penuh pada saat jatuh tempo.
Adapun minimum pemesanan obligasi Protelindo harus dilakukan dalam jumlah Rp 5 juta atau kelipatannya.
Seluruh dana hasil penawaran umum obligasi akan dipergunakan untuk melunasi atau pembayaran sebagian dari utang bank perseroan. Apabila dana tidak mencukupi, maka kekurangannya akan dibiayai dengan arus kas internal perseroan atau pinjaman dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya.
“Jika terdapat sisa dana maka akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Antara lain pembayaran hutang usaha, beban operasional, beban penjualan dan pemasaran, dan atau beban umum dan administrasi,” ujar manajemen
Sebagai informasi, PRTL dan entitas anak memiliki dan mengoperasikan 29.708 menara telekomunikasi. Terdiri dari 25.857 menara greenfield dan 3.851 menara rooftop yang sebagian besar berada di pulau Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan dan Sulawesi, dengan 55.029 pelanggan yang terdiri dari para operator telekomunikasi utama di Indonesia.
Selain itu, perseroan juga memiliki 121.289 km jaringan kabel serat optik yang menghasilkan pendapatan dan 10.236 aktivasi connectivity.