PT Mitra Pack Tbk (PTMP) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (6/3). Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 10.35 WIB, harga saham Mitra Pack naik 15% ke level Rp 138 dari level harga penawaran umum, yakni Rp 120.
Kenaikan harga saham PTMP memasukkannya ke jajaran top gainer saham di sesi I. Bahkan PTMP tercatat berada di posisi nomor satu di jajaran top gainer. Top gainer adalah saham dengan kenaikan tertinggi, sementara top loser adalah saham dengan penurunan tertinggi.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 186,8 juta dengan nilai transaksinya Rp 35,5 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 20.904 kali.
Saham Mitra Pack oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dikategorikan sebagai saham syariah dan dilepas ke publik sebanyak 800 juta lembar saham yang mewakili 25,24% modal yang dikeluarkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana.
Perseroan menawarkan harga saham sebesar Rp 120 setiap saham sehingga perolehan dana IPO sebesar Rp 96 miliar. Saat ini, pemegang saham terbesar adalah PT Kencana Usaha Sentosa yang memiliki 72,51% saham PTMP.
Direktur Utama Mitra Pack Ardi Kusuma menyatakan, seluruh dana hasil IPO akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja. Seperti peningkatan persediaan barang regular (pembelian consumable, mesin printer dan sparepart), pengembangan pasar dalam hal perluasan pelanggan sewa di sektor penyewaan, penambahan dan pengembangan produk baru, serta pemasaran.
Sementara itu perseroan sedang menjajaki kerja sama bisnis dengan perusahaan asal Cina, Korea Selatan dan Vietnam. Namun tidak begitu dengan Amerika Serikat dan Eropa mengingat biaya yang relatif lebih tinggi.
“Ada beberapa proyek yang memang sedang kami jajaki dalam hal local coding, industri plastik lokal dan sebagainya. Apalagi sekarang musim e-commerce, seperti bubble wrap itu dari kami,” kata Ardi.
Adapun hingga akhir tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 15-20%. Sementara untuk pendapatan ditargetkan tumbuh sebesar 20-25%. “Sekarang mayoritas pendapatan dari segmen wrapping dan packaging,” ucap Ardi.
Target tersebut menurutnya dapat dicapai karena saat ini perseroan tengah menggarap sejumlah proyek baru. Antara lain di segmen mesin coding, kemasan atau wrapping, serta desain perubahan packaging dari pelanggan eksisting perseroan.
Selain itu, perseroan juga berupaya untuk lebih agresif menambah lokasi pabrik dan sumber daya manusia (SDM) di setiap pabriknya. Hal itu bertujuan agar kapasitas pengerjaan proyek perseroan semakin meningkat.