Lippo Karawaci Tender Offer Obligasi Global Rp 8,9 Triliun

Donang Wahyu | Katadata
Ilustrasi. Lippo Karawaci (LPKR) berencana melakukan penawaran pembelian atas surat utang global senior yang totalnya senilai Rp 8,91 triliun.
Penulis: Syahrizal Sidik
7/3/2023, 11.13 WIB

Emiten pengembang properti, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), berencana melakukan penawaran untuk membeli atau tender offer atas obligasi senior senilai US$ 582,7 juta yang setara Rp 8,91 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.300 per dolar AS.

Pembelian obligasi global tersebut akan dilakukan melalui anak usaha LPKR yang berbadan hukum Singapura, Theta Capital Pte Ltd. Mengutip laman keterbukaan informasi Singapura (SGX), terdapat dua obligasi global yang rencananya akan dibeli Theta Capital, selaku penerbit (issuer) global bond tersebut.

Pertama, obligasi senior dengan nilai pokok US$ 274,13 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2025. Obligasi ini menawarkan tingkat bunga sebesar 8,15%.

Kedua, obligasi senior global dengan nilai pokok US$ 308,56 juta yang akan jatuh tempo pada 2026 dengan tingkat bunga 6,75%.

Sekretaris Perusahaan LPKR, Ratih Safitri mengatakan, berkenaan dengan penawaran pembelian obligasi global tersebut, entitas anak LPKR yang memberi jaminan adalah PT Sentra Dwimandiri, PT Primakreasi Propertind, PT Wisma Jatim Propertindo dan PT Megapratama Karya Persada.

Selain itu, perusahaan juga telah menandatangani Dealer Manager Agreement tertanggal 6 Maret terkait penerbitan obligasi yang akan jatuh tempo 2025 dan 2026 dengan Deutsche Bank AG Cabang Singapura, BNI Securities Pte. Ltd. dan CIMB Investment Bank Berhad.

"Penawaran untuk membeli dijadwalkan akan selesai pada 13 Maret 2023, kecuali diperpanjang atau diselesaikan lebih awal," ungkap Ratih, dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Selasa (7/3).

Ratih juga menegaskan, penawaran untuk membeli obligasi tersebut tidak berdampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan maupun kelangsungan usaha perusahaan.

Sebelumnya, LPKR juga mendapat fasilitas kredit sindikasi senilai Rp 6 triliun yang diperoleh dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT CIMB Niaga Tbk (BNGA). Peruntukan kredit sindikasi itu, di antaranya akan digunakan untuk melunasi sebagian utang senior yang jatuh tempo pada 2025 dan 2026.

Sampai dengan September 2022, perusahaan milik Grup Lippo ini masih membukukan kerugian senilai Rp 1,93 triliun dengan arus kas minus Rp 766,19 miliar.

Perusahaan tercatat membukukan pendapatan Rp 10,46 triliun engan total aset mencapai Rp 51,13 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari liabilitas Rp 30,66 triliun dan ekuitas senilai Rp 16,77 triliun.

Pada Selasa ini (7/3), harga saham LPKR bergerak melemah 2,47% ke level Rp 79 dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 5,60 triliun.