Emiten teknologi, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), melakukan pemutusan hubungan kerja sebanyak 600 karyawan untuk efisiensi bisnis.
Jumlah karyawan yang di-PHK tersebut setara 5,6% dari total karyawan yang berjumlah 10.541 orang. Sehingga, saat ini perusahaan telah memangkas 1.900 karyawan sejak November lalu.
Terdapat tiga divisi di unit GOTO yang terkena dampak kebijakan PHK ini, Ketiganya adalah Goto Financial, induk dari Gopay, Gojek dan Tokopedia.
GoTo Group Corporate Secretary, Koesoemohadiani, mengungkapkan, PHK dilakukan karena perusahaan melakukan pembaruan strategi untuk membangun perusahaan yang berkelanjutan.
“Dalam mencapai tujuan tersebut, kami melakukan kajian secara menyeluruh dan terus menerus, untuk menentukan peningkatan yang dapat dilakukan di setiap kegiatan bisnis,” kata Koesoemohadiani, dalam keterangan resmi, Jumat (10/3).
Dari kajian tersebut, kata Koesoemohadiani, manajemen telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian yang perlu dilakukan untuk memperkuat operasional perusahaan.
Salah satu penyesuaian tersebut adalah konsolidasi sejumlah bisnis dan tim dalam ekosistem, untuk menghadirkan organisasi yang lebih ramping serta lebih siap untuk menanggapi permintaan pasar.
“Sebagai contoh, kami merestrukturisasi pada bisnis offline merchant di GoTo Financial dan menyatukan dua tim offline merchant. Penyesuaian seperti ini akan membantu kami memberikan layanan yang lebih baik kepada merchant, sekaligus mengurangi biaya,” katanya.
Selain konsolidasi, Koesoemohadiani menambahkan, GoTo juga meninjau kembali prioritas, dan akan mengurangi skala atau menunda kegiatan bisnis serta inisiatif yang bukan merupakan layanan inti.
“Contohnya, kami akan mengurangi beberapa bagian dari layanan Mitra Tokopedia, agar sumber daya perusahaan dapat difokuskan pada kegiatan yang akan mendorong dampak lebih besar,” ucap dia.
Di luar konsolidasi dan prioritasi, GOTO juga melakukan otomatisasi agar proses bisnis lebih efisien. Contoh di bisnis on demand service (ODS). Penggunaan teknologi di fungsi sales dan operations mengubah proses rekonsiliasi data dari manual menjadi otomatis.
“Selain menjadi lebih cepat dan efisien, juga meningkatkan produktivitas. Adopsi teknologi tentu berimplikasi pada sejumlah posisi dan fungsi kerja,” katanya.
Tren PHK GOTO kian meramaikan pengurangan jumlah karyawan di perusahaan teknologi. Sehari sebelumnya, Shopee juga mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya di Indonesia.
Platform e-commerce ini memang tidak menyebutkan secara spesifik jumlah karyawan yang terdampak, tapi banyak rumors menyebutkan angkanya berada di kisaran ratusan hingga di atas seribu orang.
Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan berpendapat, perampingan organisasi dilakukan GOTO karena perusahaan bertransisi dari sebelumnya growth (tumbuh) ke profitabilitas (profitability).
"Perubahan ini menuntut manajemen untuk lebih disiplin dalam hal operasional termasuk pengelolaan bisnis dan sumber daya yang lebih bijak untuk memastikan pertumbuhan yang sehat dan berjangka panjang,” kata Farras.
Farras menambahkan, dengan jumlah karyawan yang ideal, GOTO bisa memangkas biaya operasional dan pada akhirnya mampu memperbaiki neraca keuangannya secara signifikan.
"Tantangan GOTO adalah meyakinkan market bahwa peta jalan mempercepat profitabilitas bisa diwujudkan. Dan kami melihat komitmen manajemen mengurangi biaya bakar uang dan promosi," ucap dia.
Sebagaimana diketahui, manajemen GOTO menargetkan akan mencapai torehan EBITDA yang disesuaikan atau perolehan laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi akan positif di penghujung tahun ini.
Direktur Utama Grup GoTo, Andre Soelistyo mengungkapkan, selain target EBITDA, margin kontribusi Grup juga ditargetkan untuk positif pada kuartal pertama 2023, empat kuartal lebih cepat dibandingkan dengan target yang disampaikan pada pedoman sebelumnya.
"Target pencapaian profitabilitas yang baru ini, akan membawa perseroan sangat dekat mencapai arus kas operasional positif," kata Andre, kepada media, Kamis malam (17/2).