Perusahaan bahan bangunan, PT Multi Makmur Lemindo berencana untuk segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Calon emiten yang akan menggunakan kode PIPA ini menawarkan 925 juta lot saham.
Melansir prospektus ringkasnya, Rabu (15/3) jumlah saham tersebut merupakan 27,01% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham. Adapun per saham memiliki harga nominal Rp 20.
Perusahaan menawarkan saham kepada publik dengan harga berkisar Rp 100-110 per saham. Melalui aksi ini, PIPA berpotensi mengantongi dana sebesar Rp 101,7 miliar.
Secara bersamaan dengan IPO, Multi Makmur Lemindo menerbitkan 832,5 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru atau sekitar 33,30% dari total jumlah waran yang ditempatkan dan disetor penuh.
Setiap pemegang 10 saham baru perseroan berhak memperoleh 9 Waran Seri I. Setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama 24 bulan. Total dana dari Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 91,5 miliar.
Multi Makmur Lemindo berencana untuk menggunakan Rp 19,2 miliar dana hasil IPO untuk pembangunan fasilitas pabrik baru PIPA PVC & HDPE serta FITTING PVC yang terletak di Komplek Industri Buditec, Kecamatan Jawilan, Cikande, Kabupaten Serang Barat dengan total keseluruhan luas bangunan pabrik seluas 10.952 meter persegi yang akan mulai dibangun pada kuartal dua tahun 2023.
Selanjutnya Rp 41 miliar akan digunakan untuk pembelian mesin dan fasilitas produksi serta fasilitas pendukung produksi yang rencananya akan dibeli pada kuartal dua tahun 2023. PIPA juga akan menggunakan Rp 1,87 miliar untuk pembelian empat kendaraan operasional perseroan yang dibeli dari pihak ketiga dan tidak terafiliasi.
Sedangkan Rp 3 miliar akan digunakan untuk pembayaran sebagian pokok utang kepada PT Bank Oke Indonesia dan sisa dana akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
“Modal kerja perseroan akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi pipa PVC, pipa HDPE dan produk bahan bangunan lainnya . Yakni untuk pembelian bahan baku langsung, pembelian bahan baku pendukung, biaya overhead pabrik, pembayaran upah tenaga kerja langsung dan tenaga kerja pembantu, pembayaran keperluan administrasi dan utilitas kantor pusat, biaya perizinan, biaya distribusi dan pengangkutan, biaya pemasaran, biaya promosi, biaya iklan serta biaya penjualan,” ujar manajemen dalam prospektusnya.