Gudang Garam Suntik Modal Pembangunan Bandara Kediri Rp 3 Triliun

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Pengendara sepeda motor melintas di depan area Helipad Surya Air milik PT. Gudang Garam di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (17/3). Perusahaan rokok terbesar di Indonesia tersebut berencana membangun bandara komersil di wilayah Kediri dengan panjang runway 2.300 meter untuk penerbangan pesawat jenis boeing airbus berpenumpang 128-130 orang.
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lona Olavia
27/3/2023, 15.22 WIB

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memberikan tambahan modal kepada anak perusahaannya, PT Surya Dhoho Investama (SDHI) sebesar Rp 3 triliun.

Melansir keterbukaan informasi BEI, Senin (27/3), Sekretaris Perusahaan Gudang Garam Heru Budiman mengatakan, suntikan dana tersebut akan digunakan sebagai penambahan modal untuk mendukung kelanjutan proses pembangunan Bandar Udara Terpadu di Kediri, Jawa Timur.

Adapun perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur.

"Transaksi afiliasi tersebut dilakukan dengan cara pengambilan saham-saham baru SDHI sebanyak tiga juta saham oleh Gudang Garam," katanya.

Setelah transaksi tersebut, modal SDHI bertambah dari semula Rp 10 triliun menjadi Rp 13 triliun.

GGRM tercatat memiliki 12,99 juta saham Surya Dhoho Investama atau sebesar Rp 12,99 triliun. Serta kepemilikan PT Surya Duta Investama sebanyak 1 saham atau Rp 1 juta. Gudang Garam memiliki saham SDHI sebesar 99,9%.

Sebagai informasi, Bandar Udara Dhoho di Kediri, Jawa Timur, ditargetkan beroperasi pada Oktober 2023. Proyek bandara yang dibangun oleh anak usaha Gudang Garam, PT Suryo Dhoho Investama ini membutuhkan investasi hingga sebesar Rp 6,6 triliun. 

Proyek Bandara Dhoho dibangun di atas lahan 300 hektar dan pembangunannya dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama selesai tahun ini dengan target penumpang sebanyak 1,6 juta per tahun pada 2042. Tahap kedua selesai tahun 2043 dengan kapasitas penumpang capai 4,3 juta. Sementara tahap ketiga selesai 2059 dengan kapasitas penumpang mencapai 10,4 juta di tahun 2072. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa proyek ini merupakan pertama kalinya swasta membangun bandara di Indonesia dengan kapasitas yang mumpuni. Bandara Kendiri memiliki panjang landasan 3.ooo meter sehingga bisa dilewati oleh pesawat berbadan lebar.

Reporter: Zahwa Madjid