PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mencatatkan kenaikan pendapatan 32,08% sepanjang tahun 2022. Emiten perhiasan emas ini membukukan pendapatan sebesar Rp 6,92 triliun dari tahun sebelumnya Rp 5,24 triliun.
Direktur Utama HRTA Sandra Sunanto mengatakan, pertumbuhan pendapatan ditopang oleh peningkatan penjualan dalam emas murni sebesar 26,8% secara tahunan menjadi 7,75 ton dari sebelumnya 6,11 ton di 2021.
“Pendapatan juga dikerek oleh kenaikan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) sebesar 4,07% secara tahunan menjadi Rp 880 ribu di 2022 dari Rp 846 ribu di 2021,” kata Sandra dalam keterangan resminya, Jumat (31/3).
Penjualan kepada grosir berkontribusi sebesar 90,8% dari pendapatan HRTA, diikuti oleh penjualan ritel sebesar 7,82%, dan gadai sebesar 1,07%.
Kenaikan pendapatan tersebut mendorong peningkatan laba bersih menjadi Rp 253,5 miliar atau meningkat 30,7% dari laba bersih tahun lalu yang sebesar Rp 193,98 miliar. Sedangkan net profit margin (NPM) terjaga di level 3,66%.
Di sisi lain, return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) perseroan meningkat ke level 6,59% dan 14,72%. Sementara itu, debt to equity ratio (DER) berhasil turun menjadi 1,23 kali di 2022. Seiring dengan peningkatan kontribusi produk EmasKITA dan Kencana, arus kas operasi tercatat positif pada akhir tahun 2022.
Sandra menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan buah kesuksesan dari strategi manajemen selama tahun 2022 melalui inovasi-inovasi yang telah dilakukan.
“Salah satunya adalah EmasKITA terbaru dengan fitur BullionProtect yang merupakan pionir inovasi keamanan pada emas batangan,” kata Sandra.
HRTA pun melakukan ekstensifikasi jaringan pemasaran dengan ekspansi gerai milik sendiri mencapai total 78 toko pada tahun 2022. Demi melengkapi supply chain bisnis di level midstream, HRTA mendirikan anak usaha pemurnian emas (refinery) melalui PT Emas Murni Abadi.
Beberapa kerjasama yang terjalin dengan institusi keuangan Indonesia turut mendukung keberhasilan kinerja HRTA. Seperti kerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melalui pinjaman sindikasi senilai Rp 2,4 triliun yang merupakan milestone penting dalam meningkatkan corporate image HRTA.
HRTA juga didukung oleh beberapa institusi keuangan lainnya di Indonesia, yang telah menjadi klien institusi HRTA seperti PT Taspen, Bank BJB Syariah dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), yang menyediakan program pembelian emas kepada nasabah.
Sandra optimistis bahwa tren positif pada pencapaian kinerja 2022 akan terus berlanjut di tahun ini. “Kami juga meyakini secara makro, bisnis HRTA akan tetap diuntungkan dari potensi kenaikan harga komoditas emas di tengah krisis perbankan global yang terjadi saat ini,” ujar dia.