PT Bundamedik Tbk (BMHS) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 200 miliar untuk tahun ini. Emiten penyedia layanan kesehatan ini juga menargetkan pendapatan Rp 1,94 triliun.
Managing Director BMHS Nurhadi Yuditantho mengatakan, belanja modal digunakan untuk pembelian peralatan rumah sakit dan renovasi beberapa rumah sakit.
BMHS akan fokus meningkatkan kinerja keuangan dan layanan kesehatan. Untuk itu, Bundamedik merenovasi beberapa rumah sakit seperti misalnya di Bali, Palembang, maupun Surabaya. Salah satu rumah sakit yang ditargetkan akan rampung dan dapat beroperasi pada 2023 yaitu RS Bunda Morula di Surabaya.
"Kami memaksimalkan pelayanan dan kinerja serta meningkatkan layanan di seluruh rumah sakit," katanya dalam acara buka puasa bersama wartawan, dikutip Kamis (6/4).
Selain itu, Corporate Financial Director BMHS Cun-Cun Wijaya menyebut, Bundamedik menargetkan pendapatan Rp 1,94 triliun tumbuh 17% secara tahunan. "Sementara pertumbuhan EBITDA kami memperkirakan 23% hingga 24% pada 2023," katanya.
BMHS juga memprioritaskan pemanfaatan teknologi untuk dapat memberikan standar layanan kesehatan. Perseroan telah banyak berinovasi untuk layanan kesehatan seperti pengembangan bedah robotik, medical tourism, teknologi IVF, genomics, dan masih banyak lainnya. Bahkan BMHS telah melakukan 700 operasi robotik.
Saat ini pun BMHS memiliki OneBunda, sebuah rantai digital sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan. Melalui OneBunda pasien dapat mengakses layanan pada ekosistem BMHS seperti mendaftar untuk konsultasi kesehatan maupun mengatur jadwal bertemu dengan dokter.
Namun pada 2022 BMHS meraih pendapatan Rp 1,6 triliun atau turun 12% secara tahunan dan laba bersih Rp 83,2 miliar, anjlok 61%.
Cun-Cun Wijaya menjelaskan turunnya pendapatan sebab meredanya pandemi, bahkan diakuinya pendapatan BMHS meningkat pesat saat Covid masih memuncak. Walau demikian pendapatan dari bisnis utamanya melaju 17%.
Adapun bisnis utama BMHS yaitu Morula IVF, layanan bayi tabung yang saat ini terus meningkat. Perseroan turut menjajaki kerja sama untuk medical tourism yang berfokus di Bali dengan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) untuk menunjang pendapatan.