Emiten pertambangan batu bara BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan penurunan laba hingga 48,4% menjadi Rp 1,18 triliun pada kuartal I 2023. Pada periode yang sama tahun lalu, tercatat laba tahun berjalan Rp 2,30 triliun.
Maka dari itu, CGS-CIMB Sekuritas Indonesia meninjau kembali rekomendasi beli saham PTBA dengan target harga Rp 3.750 per saham.
“PTBA kuartal I 2023 berada di bawah prakiraan kami dan konsensus karena penurunan ASP sementara biaya tetap tinggi mengakibatkan tekanan marjin. Kami sedang meninjau perkiraan kami,” tulis riset CGS-CIMB Sekuritas, Selasa (2/5).
CGS-CIMB Sekuritas melihat terdapat krisis marjin dari ASP yang lebih rendah dan biaya yang terus-menerus dalam emiten tersebut.
PTBA menjual 8,8 juta ton batubara pada kuartal I 2023 atau meningkat 26% secara tahunan. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023, PTBA membukukan pendapatan sebesar Rp 9,95 triliun. Nilai tersebut meningkat 21,35% secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 8,20 triliun.
Hal tersebut sejalan dengan perkiraan atau konsensus CGS-CIMB Sekuritas yakni sebesar 25% sampai 24% dari perkiraan setahun penuh 2023.
CGS-CIMB Sekuritas juga menilai average selling price (ASP) campuran turun menjadi US$ 74 per ton sejalan dengan asumsi ASP tahun 2023 kami,” tulis riset.
Per 31 Maret 2023, PTBA memiliki aset senilai Rp 46,37 triliun atau meningkat 2,24% dari posisi 31 Desember 2022 di Rp 45,35 triliun. Sementara itu, liabilitas PTBA naik dari Rp 16,44 triliun menjadi Rp 16,67 triliun.
Sebagai informasi, PTBA menargetkan produksi batu bara sebanyak 41 juta ton untuk tahun 2023 atau naik 11% dari realisasi tahun 2022 yang sebesar 37,1 juta ton.
Perusahaan menargetkan angkutan batu bara tahun ini sebesar 32 juta ton, naik 11% dari realisasi angkutan tahun 2022 sebanyak 28,8 juta ton. Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, terkait volume penjualan batu bara 2023, perseroan menargetkan peningkatan penjualan menjadi 41,2 juta ton atau naik 30%.
"Target ini naik dari realisasi penjualan batu bara tahun 2022 yang sebesar 31,7 juta ton," kata Arsal, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/3).