Emiten farmasi BUMN, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) membukukan penjualan Rp 2,30 triliun pada kuartal I Tahun 2023 atau naik tipis 1,90% dibanding periode sama di tahun sebelumnya Rp 2,29 triliun.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, Rabu (3/5), secara rinci, penjualan Kimia Farma kepada pihak ketiga di dalam negeri memberi andil terbesar yakni Rp 2,27 triliun, naik dari tahun sebelumnya Rp 2,24 triliun.
Kemudian, penjualan luar negeri tercatat naik 77% menjadi Rp 33,11 miliar dari tahun sebelumnya Rp 18,74 miliar. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, perseroan memsarkan produknya ke berbagai negara di kawasan Asia, Eropa, Australia, Afrika dan Amerika.
Sementara itu, penjualan produk over the counter (OTC) dan kosmetik yang meningkat signifikan menjadi Rp 66,46 miliar. Selain itu, kontribusi produk etikal juga meningkat menjadi Rp 774,14 miliar hingga akhir Maret 2023.
Direktur Utama Kimia Farma, David Utama menyampaikan kenaikan pendapatan diperoleh dari perbaikan portofolio penjualan produk etikal. Perusahaan tecatat mengantongi EBITDA Rp 238,97 miliar. Beban pokok penjualan perseroan turun secara tahunan pada kuartal I tahun 2023 menjadi Rp 1,44 triliun.
"Dengan demikian, Kimia Farma membukukan pertumbuhan laba kotor 14% menjadi Rp 858,58 miliar," kata David, dalam keterangan resminya, Rabu (3/5).
Kimia Farma membukukan jumlah laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali senilai Rp 24,62 miliar pada kuartal I tahun 2023.
Realisasi ini meningkat dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 2,52 miliar. Sementara, laba bersihnya tercatat Rp 386,49 juta, turun dibanding tahun sebelumnya Rp 5,76 miliar. Hal ini menyebabkan nilai laba per saham dasarnya juga turun menjadi Rp 0,07 per saham dari tahun sebelumnya Rp 1,04 per saham.
Pada perdagangan Rabu ini, harga saham Kimia Farma diperdagangkan di kisaran Rp 880 sampai Rp 915 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 4,95 triliun.