Emiten konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membukukan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 521,25 miliar pada kuartal pertama 2023. Capaian tersebut berbanding terbalik dengan periode yang sama di tahun 2022, perusahaan meraup laba Rp 1,32 triliun
Padahal pendapatan perusahaan dari penjualan meningkat 37,41% menjadi Rp 4,34 triliun hingga akhir 2022. Dibandingkan dengan periode kuartal IV 2021, pendapatan perusahaan senilai Rp 3,16 triliun.
Pendapatan Wijaya Karya dikontribusi dari infrastruktur dan gedung yaitu Rp 2,37 triliun, naik 56,25% pada periode kuartal pertama. Di periode yang sama tahun sebelum, perolehan dari infrastruktur dan gedung tercatat Rp 878,57 miliar.
Perolehan pendapatan juga dikontribusi dari segmen industri sebesar Rp 955,85 miliar pada kuartal pertama dibandingkan sebelumnya Rp 878,57 miliar. Lalu dari segmen energi dan industrial plan perusahaan mendapatkan Rp 744,56 miliar.
Selanjutnya, raihan pendapatan dari bisnis hotel perusahaan mendapat Rp 188,73 miliar pada kuartal pertama 2023. Sementara perolehan realty dan properti turun 63,64% menjadi Rp 67,53 miliar dari sebelum yaitu Rp 185,76 miliar.
Lalu total beban pokok pendapatan Wijaya Karya senilai Rp 4,02 triliun, naik 69,62% pada kuartal pertama 2023. Beban pokok penjualan WIKA pada tahun sebelumnya dengan periode yang sama yaitu Rp 1,3 triliun.
Membengkaknya beban pokok pendapatan terbesar berasal dari segmen infrastruktur dan gedung mencapai Rp 2,2 triliun dari sebelumnya Rp 1,3 triliun. Segmen industri turut menjadi salah satu akibat naiknya beban pokok pendapatan Rp 892,43 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 798 miliar. Perusahaan juga mencatatkan beban pokok dari energi dan industri plant senilai Rp 684,65 miliar.
Selanjutnya ada beban umum dan administrasi yang mencapai Rp 203,98 miliar, meningkat 0,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelum Rp 202,19 miliar.
Adapun aset Wijaya Karya senilai Rp 72,73 triliun pada kuartal pertama. Aset WIKA merosot 3,1% dari Desember 2022 yaitu Rp 75,06 triliun. Sementara liabilitas perseroan yaitu Rp 55,76 triliun kuartal pertama 2023 turun 3,13% dari Desember 2022 yaitu Rp 57,57 triliun.
Sementara total ekuitas WIKA Rp 16,96 triliun, menurun 3% pada kuartal pertama 2023. Dibandingkan dengan Desember 2022 yaitu Rp 17,49 triliun.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tengah meninjau aset-aset BUMN karya yang tidak memiliki hubungannya dengan bisnis inti perusahaan tersebut. Tinjauan dilakukan sebagai bagian dari upaya penyehatan BUMN karya yang sakit.
Erick berencana untuk mengkonsolidasikan perusahaan-perusahaan BUMN karya yang ditargetkan pada 2023. Saat ini perusahaan-perusahaan BUMN karya tersebut direstruktusisasi total. Namun semua ini membutuhkan waktu untuk benar-benar memulihkan kesehatan BUMN karya yang sakit.